TY  - THES
N1  - Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M Hum., M.A.,
ID  - digilib39104
UR  - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39104/
A1  - NURYAHYA, NIM 13540049
Y1  - 2020/02/19/
N2  - Bela diri pencak silat dikenal dengan olah raga yang maskulin, dari segi
peminat sering kali didominasi oleh kaum laki-laki, dibandingkan perempuan
jumlah mereka lebih banyak. Pelabelan mahasiswi di salah satu universitas tinggi
Yogyakarta, bahwa mereka digambarkan sebagai sosok yang lembut dan bersuara
pelan, seolah mencitrakan tersebut tidak sesuai ketika perempuan belajar bela diri
pencak silat. Namun demikian, di salah satu universitas tinggi Yogyakarta,
dijumpai mahasiswi pun turut berpartisipasi menjadi anggota UKM PPS CEPEDI
bahkan menjadi pengurus serta mampu berprestasi disana. Ketidakadilan dan
marginalisasi tersebut menyerang dari berbagai lini sosial yang secara sosial akan
mempengaruhi ruang aktivitas atau interaksi individu. Banyak mahasiswi di salah
satu universitas tinggi Yogyakarta, dibully karena menjadi anggota UKM
Perguruan Pencak Silat CEPEDI. Kemudian, dari problem akademik diatas
penulis mengambil rumusan masalah mengenai bentuk-bentuk bullying yang ada
di salah satu universitas tinggi Yogyakarta, dan bagaimana konstruksi sosial
terhadap pesilat perempuan di salah satu universitas tinggi Yogyakarta,.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, subyek
penelitian ini menggunakan data primer yang penulis peroleh dari responden, dan
data sekunder yang penulis peroleh dari sumber buku, internet dan dokumentasi
lainnya. Metode pengumpulan data menggunakan observasi partisipan,
wawancara, dan catatan lapangan. Teknis analisis data yang dilakukan dengan
metode analisisn kualitatif dan analisis deskriptif kemudian dalam menyimpulkan
penulis menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan teori yang penulis
gunakan adalah teori bullying, pesilat perempuan di salah satu universitas tinggi
Yogyakarta, dibully karena mereka ikut bela diri pencak silat.kemudian
pendekatan teori konstruksi sosial, dimana mahasiswi memperolehpengenalan dan
pemahaman secara individu, kemudian menjadikan pencak silat sebagai way of
life.
Dalam kasus bullying pesilat perempuan di universitas tinggi X
Yogyakarta, penulis menemukan beberapa bentuk bullying baik bullying secara
verbal maupun non verbal. Bullying secara verbal yaitu berupa ucapan atau
perkataan, selain itu bullying non verbal baik secara fisik maupun secara rasional
juga penulis temukan. Bullying verbal memang lebih sering terjadi dibandingkan
dengan bullying non verbal. Konstruksi sosial merupakan realitas sosial yang
diciptakan atas kreatifitas mahasiswi dalam menerima pencak silat sebagai
pengetahuan yang mampu mereka maknai secara individual, kemudian melalui
interaksi dan tatap muka individu akan memaknai dunia berdasarkan apa yang ia
lihat. Konstruksi sosial terhadappesilat perempuan telah mentransformasikan
pengetahuan kedalam individu mahasiswi dan memberikan output berupa
sosialisasi bela diri pencak silat kepada masyarakat.
PB  - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
KW  - Bullying
KW  -  Konstruksi sosial
KW  -  Perempuan
KW  -  Pencak silat
M1  - skripsi
TI  - BULLYING DAN KONSTRUKSI SOSIAL TERHADAP PESILAT
PEREMPUAN
DI SALAH SATU UNIVERSITAS TINGGI YOGYAKARTA
AV  - restricted
ER  -