@phdthesis{digilib39126, month = {February}, title = {METODOLOGI KRITIK MATAN HADIS RIWAYAT AB{\=U} HURAIRAH PERSPEKTIF SUNN{\=I}-SY{\=I}?AH}, school = {UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 16551001 IN?AMUL HASAN}, year = {2020}, note = {Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, M. Ag}, keywords = {Kritik Matan, Abu Hurairah, Keadilan Sahabat, Sunn{\=i}-Sy{\=i}?ah,}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39126/}, abstract = {Penelitian terhadap kritik matan merupakan persoalan yang rumit dan sangat urgen untuk dilakukan. Hal ini mengingat tidak adanya kaedah kritik matan yang eksplisit dan dapat dijadikan acuan dalam menilai suatu matan hadis. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang lebih mampu menampung kritik matan hadis yang lebih aplikatif. Tulisan ini berusaha untuk memaparkan metode kritik matan hadis yang lebih aplikatif dari dua mazhab besar Islam, yaitu Sunni dan Syi?ah melalui studi komparatif. Adapun tokoh yang dijadikan dari kalangan Sunni adalah Nur al-Din Abu Lihyah melalui karyanya Ab{\=u} Hurairah wa A{\d h}{\=a}di{\.s}uhu f{\=i} al-M{\=i}z{\=a}n dan dari kalangan Syi?ah adalah Syaraf al-Din al-Musawi melalui karyanya Ab{\=u} Hurairah. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat persamaan dan perbedaan serta implikasi dari kedua metode kritik yang diajukan kedua tokoh ini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang berbasis pada kajian kepustakaan (library research). Adapun langkah yang ditempuh secara teknis-operasionalnya, yaitu: melakukan inventarisasi data dan menyeleksinya sesuai dengan kebutuhan tema penelitian, baik dari sumber primer, maupun sekunder, melakukan olah data dan mendeskripsikan pandangan kedua tokoh terhadap Ab{\=u} Hurairah, memaparkan kritikan dari dua tokoh tersebut terhadap hadis Ab{\=u} Hurairah, dan melakukan analisis secara komparatif untuk melihat persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing tokoh terhadap studi kritik matan berupa metode kritik, materi, orisinalitas serta implikasi. Selain itu, penulis juga menggunakan pendekatan historis-filosofis, yaitu dengan merunut akar-akar historis secara kritis alasan N{\=u}r al-D{\=i}n Ab{\=u} Li{\d h}yah dan Syaraf al-D{\=i}n al-M{\=u}saw{\=i} mengkaji ulang riwayat hadis Ab{\=u} Hurairah yang kontroversial, termasuk latar belakangnya, dan struktur fundamental dari pemikiran tersebut. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa Nur al-Din Abu Lihyah dan Syaraf al-Din al-Musawi memiliki metode kritik matan yang sama terhadap hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Mereka mnggunakan metode kritik matan hadis dengan menggunakan tolak ukur Al-Qur?an, hadis, fakta sejarah, dan rasionalitas. Mereka juga meyakini adanya keterkaitan antara kepribadian Abu Hurairah dengan hadis yang diriwayatkannya, seperti masa tinggal dengan Nabi, kedekatan dengan Ka?ab al-A{\d h}b{\=a}r dan menjadi teknokrat agama pada masa Mu?{\=a}wiyah. Penelitian ini melihat adanya implikasi yang cukup urgen dari kajian tokoh Sunn{\=i}?Sy{\=i}?ah terhadap hadis yang diriwayatkan oleh Ab{\=u} Hurairah Pertama, muncul berbagai kritikan serta kajian terhadap sahabat yang dekat dengan Ab{\=u} Hurairah dan Mu?{\=a}wiyah. Kedua, membuka ruang diskusi antara Sunn{\=i} dan Sy{\=i}?ah, terutama dalam melihat pemetaan sahabat pasca perang {\d S}iff{\=i}n. Ketiga, membuka peluang bagi Ahlussunnah menyerang (mengkaji) kitab hadis dari Sy{\=i}?ah, begitu juga sebaliknya.} }