TY - THES N1 - Pembimbimbing: Drs.H.Moh Fahmi, M.Hum. ID - digilib3931 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3931/ A1 - ZUHRI ISTIFAA ILLAH AGUS PURNOMO AJI - NIM. 05510033, Y1 - 2010/03/04/ N2 - ABSTRAK Hakikat manusia dari segi sifat kodratnya adalah makhluk sosial dan makhluk individu. Sebagai makhluk individu, ia merupakan realitas diri yang dimiliki pribadi, tidak satupun diri seorang bisa dimiliki oleh orang lain. Ia juga makhluk sosial karena manusia terlahir ditengah-tengah masyarakat. Dengan kemampuan yang diperoleh lewat akalnya, membawa manusia pada taraf kehilangan jati diri dan semakin jauh dari hakikat Illahi. Ia kehilangan kendali dan lepas dari jalan yang secara kodrati merupakan jalan yang tercipta bagi manusia. Problematika yang ingin dijawab manusia adalah tentang jati diri, hakikat, kodrat dan sifat-sifat manusia yang berbeda dengan makhluk lain. Hubungan antara jiwa dan raga serta kebebasannya ditengah-tengah arus modernitas yang membawa pada hilangnya kesempurnaan dalam dirinya. Pemikiran tokoh yang membicarakan tentang konsep kesempurnaan manusia adalah Confucius dan al-Ghazali. Dengan menggunakan pendekatan filsafat terutama mengenai nilai-nilai etika dan moralitas. Tulisan ini menggunakan metodologi deskriptif komparatif yang mencoba menjawab beberapa permasalahan. Pertama, mengenai konsep manusia dalam pemikiran Confucius dan al-Ghazali, terutama tentang konsep manusia sempurna sehingga diharapkan kita mengetahui konsep manusia sempurna dalam pandangan ke dua tokoh. Kedua, mencoba menguraikan persamaan dan perbedaan pandangan tokoh tersebut. Melalui beberapa karyanya Confucius berusaha membawa manusia kedalam kesempurnaan jiwanya. Melalui beberapa ajarannya. Ia mengkategorikan Etika individu dan etika sosial. Dimana Etika individu terdiri dari: Yi (kelayakan), Li (sopan santun), Chi (kebijaksanaan), tao (jalan) sedangkan etika sosial terdiri dari: Jen (perikemanusiaan), Hsiao (bakti anak terhadap ayah dan ibu), Cheng ming (pembenaran nama-nama), dan Wu lun (lima hubungan kemanusiaan). Ia berpendapat bahwa manusia akan mencapai kesempurnaan dengan merealisasikan ajarannya itu. Sedangkan al-Ghazali membagi manusia menjadi beberapa unsur antara lain : An Nafs, Ar Ruh, al Jism. Menurut al-Ghazali manusia mempunyai unsur esensi dan eksistensi yang keduanya adalah holistik keperpaduan fungsi baik untuk kesempurnaan di dunia maupun dalam mengupayakan kesempurnaan dalam mentransendensikan diri pada dimensi asketisme yang dikenal dengan istilah Ma'rifat dan merupakan puncak kesempurnaan manusia. Dengan konsep tersebut manusia diharapkan akan menjadi manusia sejati yang memiliki keunggulan, kemampuan dan kecerdasan dalam diri pribadi dan sosialnya dalam pandangan Confucius diistilahkan dengan Chun Tzu, yaitu manusia sempurna yang memiliki kesempurnaan moral dan etika sedangkan dalam pandangan al-Ghazali diistilahkan dengan Ma'rifat. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - kesempurnaan manusia KW - Confucius dan al-Ghazali KW - Ma'rifat M1 - skripsi TI - MANUSIA SEMPURNA DALAM PANDANGAN CONFUCIUS DAN AL-GHAZALI AV - restricted ER -