%0 Thesis %9 Skripsi %A Raodah, NIM. 15120024 %B Fakultas Adab dan Ilmu Budaya %D 2020 %F digilib:39558 %I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA %K Kesultanan Bima, Sultan Bima, Peran %P 104 %T PERAN SULTAN ABIL KHAIR SIRAJUDDIN DI KESULTANAN BIMA TAHUN 1640-1682 M %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39558/ %X Sultan Abil Khair Sirajuddin merupakan sultan Bima yang ke dua, memerintah selama 42 tahun (1640-1682 M). Dia mewarisi Kesultanan Bima yang belum stabil dalam segi ekonomi karena perang saudara yang terjadi antara Salisi dan Abdul kahir. Konflik internal inilah yang menjadi awal terjadinya konversi agama di Kesultanan Bima. Dimana Kesultanan Goa pernah mengirim pasukan ke Bima untuk membantu Abdul Kahir sebanyak tiga kali dan pasukan terakhir yang dikirim tahun 1640 M itulah yang dapat mengalahkan Salisi. Mulai tahun itulah masyarakat Bima bisa menganut agama Islam dengan tenang tanpa memikirkan hukuman yang harus diterima seperti pada masa pemerintahan Salisi. Penelitian ini menggunakan teori peranan sosial oleh Erving Goffman. Teori ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis peranan Abil Khair Sirajuddin di Bima. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan biografis. Metode penilitian yang dipakai adalah metode sejarah yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, peran sultan abil khair sirajuddin di Kesultanan Bima tahun 1640-1682, memberikan kontribusi yang cukup banyak untuk perkembangan Kesultanan Bima. Seperti kontribusi di bidang keagamaan yang memberikan fasilitas kepada para dai yang menyiarkan Islam berupa tanah untuk membangun tempat tinggal dan bercocok tanam dan membangun fasilitias seperti mesjid untuk membantu perkembangan Islam di Bima. Dibidang ekonomi memasifkan penggunaan lahan dengan mengajak masyarakat untuk kembali menanam padi dan mengembalikan peran Bima dalam perdagangan Nusantara. Dibidang kebudayaan melestarikan dan mengembangkan kesenian tanah Bima dengan menciptakan tari-tarian seperti tari kanja, tari soka dan tari lenggo Mbojo/ lenggo siwe. Dibidang politik, memasifkan peran ulama dalam pemerintahan dengan cara menambahkan lembaga majelis agama dan pejabatnya merupakan tokoh-tokoh agama dalam masyarakat. %Z Zuhrotul latifah, S.Ag, M.Hum