@article{digilib397, month = {June}, title = {OCCIDENTALISME}, author = { BURHANUDDIN DAYA}, publisher = {Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, year = {2008}, journal = {/Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 53 Th. 1993/}, keywords = {Occidentalisme}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/397/}, abstract = {bKemampuan orang Timur mengenal orang Barat, mestinya sama dengan kemampuan orang Barat mengenal orang Timur. Saling memahami secara timbal balik adalah konsekuensi langsung dari terjadinya globalisasi masa kini. Perjuangan Timur dan Barat, atau menurut Djamaluddin al-Afghani, Islam dan Barat, sudah sangat lama prosesnya. Hubungan budaya antara keduanya dapat diringkas menjadi tiga tingkat. Dunia Timur dapat melihat, bahwa dunia Barat itu maju karena ilmu, teknologi, etos kerja yang tinggi, kesinambungan peradaban lama dan barunya, pemerataan pendidikan, dan emansipasi wanita-pria serta lain-lainnya. Studi mengenai dunia Barat yang dilakukan dunia Timur (terutama : Mesir, turki, India dan Pakistan) yang cukup luas itu, pada dasarnya bertujuan untuk memajukan Dunia Timur sendiri, yang bukan cuma sudah sangat jauh ketinggalan dari dunia Barat, tetapi juga ingin membebaskan diri dari cengkeraman kolonialis dan imperialis Barat, juga untuk membela dan melindungi eksistensi Islam. Kondisi ini tidak berbeda jauh dari motivasi kelahiran studi oriental yang awal. Modernisasi institusi-institusi kemasyarakatan, weternisasi; adobsisasi metode, sistem dan ilmu Barat; revivalisasi dan reformisasi Islam adalah macam-macam ekses studi occidental yang timbul di dunia Timur.} }