@article{digilib39822, volume = {3}, number = {2}, month = {December}, author = {Muhammad Yusron, and Muhammad Alfatih Suryadilaga}, title = {FENOMENA ISBAL DAN MEMANJANGKAN JENGGOT: ANALISIS SEJARAH-SOSIAL HADIS NABI MUHAMMAD}, publisher = {INDONESIAN JOURNAL of Islamic Literature and Muslim Society}, year = {2018}, journal = {INDONESIAN JOURNAL of Islamic Literature and Muslim Society}, pages = {137--156}, keywords = {Isb{\=a}l, Memperpanjang Jenggot, Hadis, Sejarah sosial.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39822/}, abstract = {Penelitian ini didasari atas fenomena masyarakat dengan jenggot tebal dan anti- isb{\=a}l (kain di bawah mata kaki) telah menjadi karakter di berbagai lapisan umat Islam. Titik tekan pelarangan pengenaan celana cingkrang adalah eksistensi kesombongan orang yang mengenakannya, maka bisa diasumsikan bahwa yang perlu dihindari adalah kesombongan itu sendiri, bukan celana cingkrang secara khusus. Sedangkan perintah memelihara jenggot yang disertai dengan perintah memotong kumis diasosiasikan sebagai bentuk pembeda dengan orang-orang Majusi. Akan tetapi mengingat sifatnya yang temporal yang berarti memungkinkan untuk berubah dan sesuai dengan situasi serta kondisi. Untuk saat ini identitas umat Islam tentunya tidak hanya dengan memelihara jenggot, terutama di tengah situasi di mana jenggot sudah menjadi tren penampilan siapapun dan di mana pun.} }