@phdthesis{digilib4007, month = {March}, title = {EKSISTENSI NAHDLATUL ULAMA DALAM DUNIA POLITIK PADA MASA TRANSISI KEKUASAAN DI INDONESIA (1998-2004)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { NAUFAL RIZA - NIM. 03370337}, year = {2010}, note = {Pembimbing: 1. Drs. OCKTOBERRINSYAH, M.Ag. 2. Drs. M RIZAL QOSIM, M.Si.}, keywords = {masa transisi kekuasaan politik, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), politik Indonesia}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4007/}, abstract = {Lengsernya Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 telah membawa Indonesia ke masa transisi kekuasaan politik, dari era Orde Baru menuju era Reformasi. Transisi kekuasaan tersebut juga telah mengubah konfigurasi politik Indonesia secara fundamental. Konfigurasi politik tersebut adalah tampilnya partai politik dengan berbagai basis ideologi, baik agama maupun non agama. Dalam perspektif inilah partai-partai bermunculan, yang jumlahnya tak pernah terbayangkan dalam sejarah Indonesia modern. Antara bulan Mei sampai Oktober 1998, telah lahir 181 partai politik. Dari jumlah itu, 42 partai dapat dikategorikan sebagai partai Islam. Sebagian besar dari mereka menggunakan asas dan simbol Islam. Setidaktidaknya mereka menggunakan massa Islam sebagai basis pendukungnya. Pada era reformasi ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merespons situasi tersebut, yaitu dengan memfasilitasi berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meskipun oleh beberapa kalangan dianggap telah melanggar khittah 1926, namun tindakan PBNU dengan memfasilitasi berdirinya PKB itu dapat dipandang cukup strategis, karena suara warga Nahdlatul Ulama (NU) yang diperkirakan empat puluh juta itu bisa tertampung dalam satu wadah tersendiri. Jika suara warga NU hanya dititipkan pada partai-partai buatan orang lain, niscaya peran NU akan terpinggirkan lagi seperti halnya pada era Orde Baru. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang eksistensi NU dalam dunia politik pada masa transisi kekuasaan di Indonesia (1998-2004) berdasarkan peran yang dimilikinya, yaitu peranan sosial-keagamaan sebgaimana khittah 1926. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), yang mana lebih mengutamakan bahan-bahan pustaka sebagai sumber utamanya, karena ini adalah studi tentang sebuah pemikiran tentang NU. Studi yang merupakan penelitian pustaka ini lebih bersifat deskriptik-analitik melalui teknik pengumpulan data yang diperoleh dari data primer dan data skunder. Adapun analisis yang digunakan adalah menggunakan instrumen analisis deduktif dan komparatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada era reformasi, identitas dan gerakan sosial keagamaan NU tetap eksis dan dapat dipertahankan meskipun godaan politik praktis yang terjadi pada saat itu deras mengalir dengan dahsyat dan tanpa terganggu keberadaan PKB. Sementara, PKB yang membawa misi dari NU untuk memainkan peranan politik saat itu telah memainkan perannya dalam menjembatani kepentingan warga Nahdliyin secara proporsional. Lebih lanjut, sikap PBNU secara politis dengan memfasilitasi berdirinya PKB adalah langkah tepat, karena jalur politik pada saat itu diyakini sebagai langkah terbaik dan wajib dilakukan dan juga merupakan tututan serta kebutuhan zaman. Sehingga kedua misi (sosial dan politik) tersebut bisa berjalan dengan kondusif. Misi sosial diemban NU, sedangkan misi politik diemban oleh PKB. } }