%0 Thesis %9 Skripsi %A Lu’lu’ul Maknunah, NIM. 14120054 %B Fakultas Adab dan Ilmu Budaya %D 2019 %F digilib:40156 %I UIN Sunan Kalijaga %K perdagangan, maritim %P 108 %T Perdagangan Maritim Di Pelabuhan Gresik Tahun 1548-1605 M %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40156/ %X Sejak zaman Majapahit, Gresik telah menjadi pelabuhan dagang dan pelabuhan nelayan. Pada abad ke-16 M, Gresik berkembang menjadi pelabuhan dagang besar yang ramai didatangi saudagar asing. Kedudukan pelabuhan Gresik yang berada di tengah jalur pelayaran dari selat Malaka menuju Maluku, membuatnya menjadi bandar transit, yang berperan penting sebagai pintu perputaran komoditas, sehingga para pedagang tidak perlu singgah ke pelabuhan lain untuk menukar barang dagangan yang dibawa dari wilayah asalnya. Pesatnya perkembangan perdagangan maritim tersebut tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejayaan Kerajaan Giri yang mencapai puncaknya pada tahun 1548-1605 M di bawah kekuasaan Sunan Prapen. Seiring meluasnya pengaruh Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran Islam pada saat itu, pelabuhan Gresik semakin ramai didatangi para pedagang dari berbagai wilayah, khususnya Nusantara bagian Timur, yang juga ingin mempelajari Islam ke Giri. Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan bagaimana bentuk kegiatan perdagangan maritim dan faktor-faktor yang menjadikan pelabuhan Gresik sebagai bandar dagang terbesar pada masa itu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sejarah, yang meliputi heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekonomi-politik, adapun teori yang dipakai adalah teori keunggulan mutlak (absolute advantage) dari Adam Smith atau sering disebut sebagai teori murni perdagangan internasional. Dari hasil penelitian ini, dapat dijelaskan bahwa perdagangan maritim berkembang pesat karena pelabuhan Gresik memperoleh kesempatan yang baik karena letaknya yang tepat berada di tepi jalur besar perdagangan laut sangat menguntungkan. Di samping itu, Gresik merupakan salah satu titik pertemuan jalur-jalur laut yang menyusuri pantai utara dan selatan pulau Madura. Komoditas yang ditawarkan pada pelabuhan ini mayoritas bukan merupakan komoditas asli yang dihasilkan dari kota Gresik. Besarnya daya beli masyarakat, ditambah beragamnya komoditas dagang yang terdapat di Pelabuhan Gresik, membuat para pedagang tidak perlu singgah di pelabuhan lain untuk menukar barang dagangan yang dibawa dari wilayah asalnya. Perdagangan dengan sistem resiprokal, redistribusi, dan pasar merupakan bentuk perdagangan yang dilakukan di Pelabuhan Gresik. Sumber-sumber pendapatan perdagangan Pelabuhan Gresik diperoleh dari komoditas yang diperjual-belikan, seperti beras, rempah-rempah, bahan makanan, logam, besi, binatang ternak, tekstil, dan keramik. Selain itu, industri perkapalan yang berkembang pesat juga merupakan sumber pendapatan yang penting. %Z Hj. Zuhrotul Latifah, S.Ag M.Hum.