@mastersthesis{digilib40429, month = {May}, title = {OJEK SYAR?I, RUANG PUBLIK DAN MORALITAS GENDER DI ACEH}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {17200010105 Fathayatul Husna}, year = {2019}, note = {Dr. Sunarwoto, S.Ag., MA.}, keywords = {Ojek Akhwat Syiah Kuala, Ruang Publik Islam, Aceh dan Perempuan.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40429/}, abstract = {Tesis ini mengkaji tentang perempuan dan ruang publik Islam di Aceh, dengan studi kasus pada Komunitas Ojek Akhwat Syiah Kuala (KOALA). pertanyaan utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana ruang publik Islam dan ruang khusus perempuan terbentuk melalui hadirnya KOALA di Aceh? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian mengumpulkan data melalui wawancara dan mengkombinasikan dengan data online. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena ojek online perempuan di Aceh seperti Komunitas Ojek Akhwat Syiah Kuala (KOALA) merupakan fenomena yang baru di ruang publik Aceh. Fenomena tersebut membangun wacana akademik terkait perempuan dan ruang publik Islam melalui transportasi. Hadirnya KOALA di Aceh mampu menghadirkan ruang privasi khusus untuk perempuan di tengah ruang publik Islam di Aceh. Kehadiran KOALA di ruang publik Aceh juga didorong dengan adanya kepanikan moral dan wacara kebebasan interaksi antara laki-laki dan perempuan di Aceh yang dipandang cenderung melanggar aturan yang tertera dalam Qanun Aceh. Ihwal ini juga dengan membandingkan bagaimana kedudukan perempuan di Aceh sebelum dan sesudah pengesahan otonomi syariat Islam di Aceh. KOALA sebagai ojek syar?i telah membuka dan memberikan ruang kepada perempuan untuk dapat mengakses publik secara terbuka tanpa meninggalkan praktik keislaman. Oleh karena itu, kehadiran perempuan melalui ojek KOALA juga membangun wacana terkait identitas mereka sebagai perempuan atau Muslimah yang taat. Selain itu, hadirnya KOALA di Aceh juga membangun wacana terkait kepanikan moral. Dengan demikian, KOALA vi sebagai objek penelitian ini untuk melihat bagaimana gambaran ruang publik Islam di Aceh dan perempuan di Aceh.} }