@incollection{digilib40480, booktitle = {INTEGRASI NILAI-NILAI KEREN BERKARAKTER DALAMPEMBELAJARAN DAN BUDAYA SEKOLAH}, month = {March}, title = {Integrasi Nilai-nilai Keren Berkarakter Dalam Pembelajaran dan Budaya Sekolah}, author = {- [Editor] Siti Ruhaini Dzuhayatin and - Rina Komaria and - Lailatis Syarifah and - Witriani and - Zusiana Elly Triantin and - Bono Setyo and - Ema Marhumah and - Muh. Isnanto}, publisher = {Kalijaga Institute for Justice (KIJ) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga}, year = {2019}, pages = {1--103}, keywords = {Integrasi, Pendidikan Karakter, Pembelajaran; Budaya Sekolah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40480/}, abstract = {Kesenjangan ekonomi dan sekat-sekat sosial yang masih ada di Indonesia menjadi ladang subur intoleransi yang mengarah pada ekstrimisme, baik dimanifestasikan secara kekerasan maupun nir kekerasan. Kekerasan ekstrimisme dan upaya-upaya radikalisme merupakan tantangan terbesar masa kini. Ekstrimisme lahir dari sikap dasar intoleran, tidak adanya toleransi terhadap perbedaan dan keragaman sebagai realitas sosial. Menarik mencermati bahwa bibit-bibit ekstrimisme kebanyakan disemai di usia sekolah. Kekerasan yang selama ini identik dengan perilaku maskulin-agresif kini juga menjangkitipara pelajar putri seperti Nampak pada kasus perundungan (bullying)yang tersebar di berbagai media. Maraknya muatan media dan game online yang bertema kekerasan dan ?heroisme? telah memengaruhi idealisme remaja dan perempuan muda tentang pasangan hidup. The International Center for Counter Terrorism (ICCT) menjelaskan bahwa kekerasan ekstrimisme disemai dari perasaan keterasingan dan keterpinggiran (marginalized), terutama secara ekonomi menjadi faktor pendorong kuat meski bukan merupakan faktor tunggal. Di sinilah tantangan bagi kita untuk meretas kekerasan ekstrimisme bukan semata penanggulangan, namun lebih difokuskan pada pencegahan yang harus diawali di usia sekolah. Perlunya mencetak generasi muda yang tidak hanya bersikap toleran dalam diam, namun menjadi duta-duta remaja yang menyuarakan toleransi aktif dalam membendung kekerasan ekstrim.} }