@mastersthesis{digilib40637, month = {May}, title = {VERNAKULARISASI DALAM TAFSIR AYAT SUCI LENYEPANEUN KARYA MOH. E. HASIM TENTANG EKOLOGI DALAM AL-QUR?AN SURAT AL-MULK}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {NIM. 17205010002 Muhammad Zaki Rahman}, year = {2019}, note = {Prof. Dr. H. Muhammad, M. Ag}, keywords = {Vernakularisasi, Ayat ?ayat ekologi, Tafsir Ayat Suci Lenyepaneun}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40637/}, abstract = {Di era modern ini tidak banyak yang hendak meneliti lebih lanjut tafsir yang dihasilkan oleh ulama Nusantara. Karya tafsir Nusantara yakni Ayat Suci Lenyepaneun karya Moh. E. Hasim mufassir dari tatar Sunda dipilih dalam penelitian ini. Hasim yang bukan ahli di bidang keagamaan dan belajar secara otodidak serta menghasilkan Tafsir Ayat Suci Lenyepeneun membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Peneliti menambahkan tema ekologi dalam Qs. al-Mulk, karena ekologi merupakan salah satu isu hangat yang sedang diperbincangkan di zaman ini. Penulis memilih surat al-Mulk karena di dalam surat al-Mulk didominasi oleh ayat yang mengandung unsur ekologi. Penelitian ini merupakan penelitian library research. Penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu memaparkan tema dengan cara menjelaskan tema tersebut kemudian menganalisi dengan pnemeuan penulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan Sosio-Historis. Sumber data dalam penelitian ini dibagi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teori yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah teori vernakularisasi. Tafsir Ayat Suci Lenyepaneun di tulis pada tahun 1989, Hasim mulai memberanikan diri dengan menghimpun segenap kemampuannya untuk menafsirkan al-Qur?an ke dalam bahasa Sunda. lahirnya Tafsir Ayat Suci Lenyepneun karya Hasim ini merupakan kegelisahan beliau terhadap masyarakat Indonesia pada waktu itu yang acuh terhadap ilmu agama terutama al-Qur?an dikarenakan terbatasnya masyarakat untuk menimba ilmu. Di samping itu Hasim juga ingin membagikan ilmunya pada masyarakat luas terutama di tatar Sunda bahwa al-Qur?an itu dapat dipahami secara jelas dengan cara tetap melestarikan bahasa sunda. Dengan menggunakan metode ijmali dan metode analitis (tahlili), Hasim berhasil menyelesaikan Ayat Suci Lenyepaneun lengkap dalam 30 juz yang disusun ke adalam 30 jilid. Dengan mengunakan teori vernakularsisasi, penulis melihat bahwa ketika ajaran Islam masuk ke tanah sunda, nilai tradisi dan budaya lokal tidak dapat dipisahkan dalam praktek masyarakat memahami ajaran Islam. Percampuran antara budaya dan Islam tidak dapat dipisahkan. Penulis melihat bahwa kondisi sosial budaya masyarakat pada waktu Hasim menafsirkan ayat suci al-Qur?an ke dalam teks berbahasa Sunda sangat mempengaruhi pemikiran penafsir. Pemahaman terhadap suatu teks terdapat pada keterpengaruhan penulis menulis suatu karya. Dalam beberapa ayat tentang ekologi yang terdapat dalam QS. alMulk sebagian besar Hasim lebih menekankan pada masalah ketauhidannya atau masalah teologinya.} }