TY - THES N1 - Dr. Ahmad Salehudin, MA. ID - digilib40773 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40773/ A1 - Muhamad Harjuna, 16205010075 Y1 - 2019/05/06/ N2 - Tuhan melalui kalam sucinya, telah mengisyaratkan bahwa manusia merupakan khal?fah f? al-Ar?, sebagai wakil yang berperan mengejewantahkan pesan damai di muka bumi. Namun, secara faktual manusia justru saling berseteru, berkonflik bahkan berperang, parahnya lagi hal demikian dianggap sebagai bagian dari membela agama dan Tuhan. Melalui doktrin agama, Tuhan dianggap melegitimasi kekerasan, yang kemudian dipahami dan diamalkan sebagai bagian dari menjalankan ajaran agama (jihad atau perang suci). Pemahaman seperti itu apabila telah mengideologi, apalagi sudah mengalami sakralisasi, maka akan menjadi bencana bagi kerukunan antarumat bergama. Oleh karena itu, penting untuk mencari asas sebagai upaya menjaga kerukunan atau disebut dengan istilah teologi kerukunan. Penelitian ini mencoba menawarkan narasi tandingan dengan mengkaji teologi kerukunan dalam perspektif sufistik. Sebuah pemahaman yang menekankan pada aspek esoteris agama, serta konsep Tuhan dan manusia, yang secara khusus dikaji dalam perspektif sufistik Jalaluddin Rumi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Data primer dalam penelitian ini ialah karya Jalaluddin Rumi (Ma?nawî, Diwân at-Tabrîz, Fîhi Mâ Fîhi, dan Rubaiyât). Data sekunder merujuk pada karya yang berkaitan dengan Rumi, teologi kerukunan dan sufisme. Penelitian ini menggunakan teori interpretasi Paul Ricoeur sebagai pisau analisis dalam mengkaji teks terhadap pemikiran Jalaluddin Rumi dalam beberapa karyanya. Menggunakan metode analisis hermeneutika sebagai metode analisis data. Teologi kerukunan dalam perspektif sufistik Jalaluddin Rumi merupakan sebuah pemikiran yang jernih, bernas, dan argumentatif. Melalui estetika gubahan syai?irnya yang bercorak humanis, toleran dan pluralis, Rumi memiliki misi profetik tentang kerukunan antar sesama manusia. Pandangan Rumi tentang esoterisme agama, Tuhan dan manusia, cinta, spiritualitas dan kesetaraan gender merupakan x asas atau fondasi dalam membangun teologi kerukunan. Hal tersebut bukan saja karena Rumi merupakan seorang sufi yang sering diidentikkan dekat bahkan bersatu dengan Tuhan. Namun, pandangan tersebut memilki argumen yang sangat fundamental, mulai dari hakikat penciptaan manusia sampai dengan esensi agama bagi manusia. Pemahaman Rumi tersebut menghantarkan pada kesadaran kosmik, sekaligus memberi solusi yang mengarah pada rekonstruksi intelektual, berupa kebebasan (at-Ta?r?r) dan pencerahan (al-Tanw?r). PB - UIN Sunan Kalijaga KW - Teologi Kerukunan KW - Sufistik KW - Jalaluddin Rumi M1 - masters TI - TEOLOGI KERUKUNAN DALAM PERSPEKTIF SUFISTIK (Studi atas Pemikiran Jalaluddin Rumi) AV - restricted EP - 185 ER -