%0 Thesis %9 Skripsi %A Ishmatul Maula, 15600046 %B FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI %D 2019 %F digilib:40786 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K Kata Kunci: Pemecahan Masalah, Tipe Gaya Kognitif, Trigonometri. %P 187 %T ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X MAN 2 YOGYAKARTA PADA SUBBAB PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SEGITIGA SIKU-SIKU DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD DEPENDENT %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40786/ %X Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang penting dimiliki siswa sebagai modal menghadapi problematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menstimulasi kemampuan pemecahan masalah siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda, siswa perlu diberikan masalah-masalah yang tidak rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X MAN 2 Yogyakarta pada subbab perbandingan trigonometri segitiga siku-siku ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent. Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif-kualitatif. Prosedur penelitian kualitatif ini yang meliputi: 1) tahap pra penelitian terdiri dari wawancara dengan guru matematika dan penyusunan instrumen penelitian; 2) tahap penelitian terdiri dari pemberian tes pemecahan masalah, tes pengklasifikasian gaya kognitif, dan wawancara; 3) tahap analisis data yakni mengolah data yang diperoleh dari lapangan sehingga peneliti dapat menjawab rumusan masalah. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah peneliti sebagai instrumen utama yang dibantu dengan tes pemecahan masalah, tes pengklasifikasian gaya kognitif, dan wawancara. Selanjutnya, analisis data dilakukan secara deskriptif analitik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik siswa pada masing-masing tipe gaya kognitif dalam memecahkan masalah. Pada tahap memahami masalah, siswa dengan gaya kognitif field independent (FI) mampu mengidentifikasi masalah dengan bahasa sendiri, sedangkan siswa field dependent (FD) mengungkapkan hasil identifikasi masalah sesuai dengan yang dituliskan pada soal. Pada tahap membuat rencana, siswa FI cenderung lebih mandiri daripada siswa FD yang masih bergantung pada informasi dari guru. Pada tahap melaksanakan rencana, siswa FI cenderung memilih cara yang lebih praktis, sedangkan siswa FD menuliskan tahap penyelesaian dan perhitungan secara detail. Pada tahap melihat kembali, siswa FD mudah dalam menjelaskan kembali proses penyelesaian yang telah dilakukan. Selain itu, ia memiliki kreativitas yang cukup baik. Sementara itu, siswa (FD) kurang mampu menjelaskan kembali proses penyelesaian yang telah dilakukan dan tidak mampu memberikan alternatif penyelesaian lain dari suatu masalah. %Z Dr. Hj. Khurul Wardati, M. Si.