TY - THES N1 - H. Ahmad Muttaqin,S.Ag., M.Ag., M.A.,Ph.D. ID - digilib40933 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40933/ A1 - Restu Nurul Falah, 14520017 Y1 - 2019/03/01/ N2 - Pernikahan ialah sesuatu ritual yang sakral, pernikahan orang Minangkabau adalah pernikahan yang banyak menggunakan syarat-syarat yang menjadikan sebuah kebudayaan orang Minangkabau itu sendiri, dengan menggunakan ritual, tradisi hingga terdapat simbol-simbol yang hingga saat ini masih melekat di masyarakat. Ritual dan simbol tersebut syarat nilai, nasehat, pesan moral, dan norma serta aturan yang selanjutnya bertujuan guna bagi harmoni kehidupan dalam berumah tangga. Hal ini sebagaimana yang ada didalam masyarakat Minangkabau, sampai saat ini mereka masih melaksanakan tradisi-tradisi ritus tersebut, dalam setiap prosesi-prosesi pernikahan adat. Mereka berprinsip, bahwa setiap ritual dan tradisi yang sudah turun temurun tersebut tidak menyimpang dari aturan agama dan adat, bahkan mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan bagi harmoni tatanan kehidupan, maka merekapun akan tetap melestrarikannya. Salah satu tradisi nenek moyang, yang hingga saat ini masih dilakukan masyarakat Minangkabau adalah tradisi Meminang dengan Carano dalam setiap pernikahan. Carano menjadi salah satu tradisi yang sangat unik, sakral dan senantiasa ada, dan harus selalu dilaksanakan dalam prosesi-prosesi pernikahan adat Minangkabau. Bahkan keberadaannya (Carano) terkesan wajib dan memiliki makna mendalam bagi pelaksanaan pernikahan. Demikianlah sekripsi ini bertujuan untuk menguak dan memaparkan apa sesungguhnya makna tradisi pernikahan adat Minangkabau, serta bagaimana makna simbol yang terkandung di dalamnya bagi masyarakat Minangkabau di Desa Wirotho Agung terhadap Carano. Dalam penelusuran makna tradisi Meminang dalam adat Minangkabau, serta bagaimana makna simbol yang terkandung dalam Carano, dalam hal ini penulis menggunakan teori simbol yang dikemukakan Victor Turner. Carano adalah sebuah simbol yang diartikan sebagai kesatuan terkecil dari ritus yang masih mempertahankan sifat-sifat spesifik tingkahlakunya dalam ritus. Bagi Turner, ritual adalah perilaku yang dilakukan tidak sekedar rutinitas, melainkan juga tindakan yang dilakukan atas dasar keyakinan religius. Dalam penelitian ini, metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian lapangan (field research), yaitu dengan terjun langsung ke lapangan, demi mendapatkan data-data yang jelas dan akurat, baik data primer maupun pendukung dari berbagai sisi dan pemahan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa makna yang terkandung dalam prosesi meminang ialah bahwa suatu ritual yang terdapat didalam pernikahan memiliki aturan dan makna tertentu. Dalam prosesi meminang sirih pinang wajib atas kehadirannya guna karena sirih pinang memiliki makna yang terdalam bagi setiap prosesi baik meminang maupun dalam pernikahan adat. Kehadiran sirih pinang juga memiliki makna keakraban bagi prosesi meminang sebab dalam prosesi tersebut ada ritual menginang bersama guna agar mempererat tali silaturahmi dalam persaudaraan. Dalam rangkaian simbol Carano merupakan pesan dan nasihat yang amat diperlukan dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Carano bisa dikatakana serangkaian doa tanpa kata yang di wujudkan dalam bentuk simbol. Begitupun dengan makna tradisi meminang di Desa Wirotho Agung yang senantiasa dilaksanakan dengan serangkaian prosesi tersebut. PB - UIN Sunan Kalijaga KW - Pernikahan Adat Minangkabau (Baralek) KW - dan Simbol Carano Pada Prosesi Meminang. M1 - skripsi TI - PERNIKAHAN ADAT MINANG DI LUAR DAERAH MINANGKABAU (Studi Praktek Meminang dan Makna Carano Dalam Baralek di Desa Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi) AV - restricted EP - 118 ER -