%0 Journal Article %A SYAMSUDDIN ABDULLAH, %D 2008 %F digilib:410 %I Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %J /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 3 Th. XII-1973/ %K Waisak, Candi Mendut, Budhha %T PERAYAAN WAISAK 2517 DI CANDI MENDUT %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/410/ %X 1. iCandi Mendut sebagai tempat upacara./i Perayaan atau upacara Waisak 2517 mengambil tempat di Candi Mendut, terutama di lapangan terbuka sebelah selatan candi. Tepat ditengah-tengah tembok candi sebelah selatan ditempatkan patung Budhha berwarna kuning kemas-emasan dengan dilatar belakangi oleh sebuah istupa/i dan sebuah bendera lebar dengan unsur-unsurwarna biru, kuning, merah, putih, oranye (disusun horizontal) dan disambung dengan warna-warna tersebut dengan susunan vertikal. Patung Budhha ini dilatar-depani oleh sebuah altar, dilapisi alas meja berwarna kuning berisi suatu kesatuan sesajian berupa pisang, jeruk dan dilengkapi oleh 10 (sepuluh) buah lilin. begitu pula tebaran bunga warna-warni memenuhi altar sang BUdhha. Di sebelah kanan patung Budhha bergantunglah bendera masing-masing dengan warna-warna biru, kuning, merah, putih dan oranye dan diselang-selingi aneka ragam pelembungan yang menyerupai warna-warna bendera. Tepat disebelah kiri patung BUdhha tergantung pula sebuah bendera berwarna kuning dengan lukisan icakra/i (roda dengan 8 jari-jari) ditengah-tengahnya. Begitu pula disebelah kiri agak kedepan berdirilah sebuah panggung (untuk para pejabat upacara). 2. iPejabat upacara : para Bhikkhu dan upasaka./iPara Bhikkhu adalah pejabat-pejabat yang melaksanakan upacara Waisak. Mereka berjumlah sepuluh orang, yaitu:b1. Bhikkhu Chao Khun. Vidurdhommabhorub2. Bhikkhu Jenapiya dari Bali.b3. Bhikkhu Giririkkhito dari Bali.b4. Bhikkhu Jinaratana dari Palembang.b5. Bhikkhu Jinadhammo dari Solo.b6. Bhikkhu Uggadhammo dari Semarang.b7. Bhikkhu Aggayinamitto dari Malang.b8. Bhikkhu Jeto dari Muntilan.b9. Samanera Dhammaratana dari Pemekasan.b10.Samanera Dharmamitha dari Malang. Profil seorang Bhikkhu pada waktu upacara Waisak ialah berpakaian kuning gambir tidak berjarum dengan kaki telanjang, kepala diembur gundul dan menyandang sebuah kantong dari kain sebesar tas sekolah anak-anak.b