%0 Thesis %9 Masters %A Nur Rizqiyah Al Karimah, 17204010002 %B FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (S2) %D 2019 %F digilib:41053 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Model Pembelajaran, Islam inklusif-Multikultural %P 207 %T MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ISLAM INKLUSIF-MULTIKULTURAL DI SMA NEGERI 1 SEWON %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41053/ %X Nur Rizqiyah Al Karimah, NIM 17204010002. Model Pembelajaran berbasis Islam inklusif-multikultural di SMA Negeri 1 Sewon. Yogyakarta: Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2019. Latar belakang penelitian ini adalah model pembelajaran belum sepenuhnya mampu menghadirkan paradigma Islam inklusif, dan berwawasan multikultural bagi peserta didik yaitu 1) Terbatasnya ruang perbedaan pendapat antara guru dengan peserta didik, antara peserta didik satu dengan lainnya sehingga proses pembelajarannya bersifat indoktrinatif, 2) Fokus pendidikan hanya pada pencapaian kemampuan ritual dan keyakinan tauhid dengan materi ajar pendidikan Islam yang bersifat tunggal yaitu benar salah dan baik buruk, 3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) Jakarta yang dilakukan antara Oktober 2010 hingga 2011 terhadap guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan siswa (SMP dan SMA) di Jabodetabek menunjukkan bahwa 49% setuju dengan aksi radikalisme demi agama. Pada penelitian ini, peneliti memberikan solusi agar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat berbasis Islam inklusif-multikultural. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan jenis penelitian deskriptif-kualitatif. Subyek penelitian ini yaitu guru dan siswa SMA Negeri 1 Sewon. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, studi dokumentasi dan Trianggulasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Desain pembelajaran berbasis Islam Inklusif-Multikultural meliputi silabus dan RPP, didalamnya memuat: Pertama, materi yang memuat teks-teks normatif dan berisikan kasus konkrit di masyarakat, sehingga peserta didik sadar bahwa ia hidup dalam situasi nyata yang penuh perbedaan. Kedua, Proses belajar yang dikembangkan untuk peserta didik berdasarkan proses yang memiliki tingkat menghargai golongan lain (isomorphism) yang tinggi dengan kenyataan sosial. Ketiga, Penilaian yang digunakan meliputi keseluruhan aspek kemampuan dan kepribadian peserta didik, sesuai dengan tujuan dan materi yang dikembangkan. (2) Pelaksanaan model pembelajaran berbasis Islam Inklusif-Multikultural pendidik tidak terpaku dengan satu metode, pendidik dalam bersikap maupun perkataan bersifat demokratis dan tidak diskriminatif, pendidik mempunyai kepedulan yang tinggi terhadap kejadian-kejadian tertentu, pendidik memberikan pemahaman tentang pentingnya musyawarah dalam menyelesaikan berbagai masalah, dengan begitu peserta didik sadar bahwa ia hidup dalam situasi nyata yang penuh dengan perbedaan dan menjadikan paradigma pendidikan yang tidak hanya to think, to do, dan to be, tetapi juga menjadi paradigma pendidikan to live together. %Z Dr. H. Tasman Hamami, M.A.