%0 Thesis %9 Skripsi %A MUHAMMAD NASHRUL HAQQI NIM. 04531555, %B Fakultas Ushuluddin %D 2010 %F digilib:4112 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K istri salihah, Surat an Nisa' %T ISTRI SALIHAH DALAM QS. AN-NISA' (4)34 MENURUT PENAFSIRAN JALAL AD-DIN AS-SUYUTI (dalam Kitab ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'sur) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4112/ %X Wanita adalah salah satu makhluk Allah yang memiliki keunikan tersendiri, sehingga mengenai asal kejadian, kecenderungan, kadar rasionalitas, kodrat, hingga peranannya dalam berbagai aspek kehidupan selalu menarik untuk dikaji. Secara implisit banyak sekali ayat al-Qur'an yang menunjukkan kesalehan seorang istri. Dalam satu kasus, secara eksplisit kata as-salihat tersebut dipahami secara khusus ditujukan kepada kaum wanita sebagai istri salihah. Permasalahan tersebut menjadi menarik untuk dicermati dan diteliti secara mendalam. Siapakah yang dimaksud sebagai istri salihah dalam QS. an-Nisa ' (4): 34 kemudian bagaimanakah penafsiran as-Suyuti tentang istri salihah dalam QS. an-Nisa ' (4): 34? Dan bagaimana relevansi penafsiran as-Suyuti tersebut dengan konteks sekarang? Penelitian ini bersifat kepustakaan murni (library research) yang didasarkan pada kitab ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'sur sebagai sumber primer, dan buku-buku lain yang terkait sebagai sumber data sekunder. Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan menyelidiki, mengklasifikasikan dan menuturkan data-data apa adanya kemudian menganalisisnya. Setelah dilakukan penelitian, maka ditemukan jawaban bahwa yang dimaksud sebagai istri salihah dalam QS. an-Nisa' (4): 34 adalah ketaatan mereka kepada Allah yang dimanifestasikan dalam ketaatannya kepada suami dan pemeliharaan dirinya dalam konteks rumah tangga. Namun hal itu berangkat dari sebuah rangkaian proses, di mana karena beberapa kelebihannya, laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan (dalam ikatan pernikahan). Hal itu tidak berlaku mutlak ketika tuntutan-tuntutan yang dibebankan kepada seorang suami tidak dapat terpenuhi sehingga seorang wanita juga memiliki hak-hak untuk beraktifitas di luar konteks rumah tangga, yaitu dengan berperan di berbagai wilayah dalam kehidupaan. Ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'sur merupakan kitab musnad hadis, ringkasan dari karya sebelumnya, tanpa transmisi sanad dan secara khusus berisikan tafsir terhadap ayat-ayat al-Qur'an. Dalam menafsirkan penggalan kalimat dalam QS. An-Nisa' (4): 34 as-Suyuti menggunakan riwayat-riwayat yang berbicara mengenai kesalehan seorang istri, perumpamaannya, kepatuhan dan peranannya dalam rumah tangga. Di antara riwayat-riwayat tersebut ada yang dapat diragukan otentisitasnya, namun dengan memperhatikan dan memposisikan yang bertentangan atau tampak bertentangan ini benar-benar fungsional sebagai sesuatu yang rasional dan sejalan dengan prinsip-prinsip yang dibangun al-Qur'an, juga konteks sosio-historis yang melingkupi as-Suyuti dikaitkan dengan konteks sekarang, maka riwayat-riwayat tersebut tetap dapat dikatakan masih relevan, meskipun ada juga yang tidak relevan jika diterapkan mentah-mentah pada masa sekarang. Jelas as-Suyuti menunjukkan peranan seorang wanita hanya sebagai istri dan ibu dalam konteks kehidupan berumah tangga sebagaimana konteks sosial pada masa itu, di mana orientasi seorang wanita hanya berkutat pada peranannya dalam keluarga dan tanggungjawabnya sebagai seorang hamba untuk mengabdi kepada Tuhannya. Kepatuhan, kesetiaan dan peran domestik seorang istri adalah sesuatu yang fitrah dan logis ketika di latar belakangi oleh asumsi kelebihan-kelebihan laki-laki sehingga menjadi sebuah kewajaran jika kepatuhan seorang istri adalah sebagai kompensasi terhadap apa yang dilakukan seorang suami terhadap keluarganya dalam upaya memberikan nafkah dan penghidupan yang layak. Hal itu juga bisa dipahami sebagai pembagian peran yang tidak kaku antara suami dan istri, bersama-sama untuk membangun kehidupan rumah tangga. %Z Pembimbing : Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. Dr. Ahmad Baidowi,M.Si.