@article{digilib412,
           month = {June},
           title = {PENGEMBANGAN TRADISI INTELEKTUAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM	},
          author = {  ABDUL MUNIR MULKHAN},
       publisher = {Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta},
            year = {2008},
         journal = {/Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 54 Th. 1994/},
        keywords = {Tradisi, Intelektual, Pendidikan Islam},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412/},
        abstract = {bPerubahan tata masyarakat yang semakin cepat searah dengan perkembangan ilmu-pengetahuan dan teknologi serta pertumbuhan jumlah penduduk di satu sisi dan keterbatasan daya dukung sumber daya alam di sisi lain, merupakan salah satu faktor penting yang menuntut pengkajian ulang berbagai doktrin keagamaan dan teori serta metodologi pendidikan Islam. kecenderungan inilah yang kemudian memunculkan isu Islamisasi pengetahuan dalam perkembangan pemikiran Islam.
ide dari Islamisasi pengetahuan ternyata tidak segera mendorong berkembangnya berbagai cabang pengetahuan dalam tradisi pemikiran Islam. Hal ini antara lain merupakan akibat belum berkembangnya tradisi intelektual dalam komunitas muslim, sehingga berbagi kegiatan pemikiran Islam terjebak dalam perdebatan metodologis yang terus-menerus dihadapi para pemikir Islam.
Sejak awal era pemikiran Islam, baik dalam tradisi Kalam maupun filsafat pemikir muslim selalu berhadapan dengan problema metodologis di atas. akibatnya, kebenaran Islam firman selalu diharapkan kepada hasil temuan dan produk dari aktivitas intelektual. Lebih khusus, agama kemudian dilawankan dengan kebudayaan sebagai paradigma pemikiran keagamaan dan atau sebaliknya. Lebih jauh hal ini mengakibatkan lemahnya gerak dinamis pemikiran Islam di satu sisi dan mandegnya kebudayaan Islam di sisi lain.
Masalah tersebut kemudian mempengaruhi aktivitas dan pemikiran di bidang pendidikan Islam. Oleh karena itu, searah dengan perkembangan IPTEK yang mendorong munculnya diskursus Islamisasi pengetahuan mengalami hambatan serupa, sehingga kedua masalah tersebut lebih merupakan problem metodologis yang mempengaruhi wawasan intelektual muslim.}
}