%A NIM: 1520510076 Sa’adah Ritonga, S.Th.I %O Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. %T PENAFSIRAN AYAT JᾹHILIYYAH (Kajian Hermeneutika atas Pemikiran Sayyid Qutb) %X Penelitian ini berjudul “PENAFSIRAN AYAT JĀHILIYYAH (KAJIAN HERMENEUTIKA ATAS PEMIKIRAN SAYYID QUTB)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa sebuah Interpretasi khususnya penafsiran Sayyid Qutb QS. Ali Imrān [3]: 154, Al-Māidah [5]: 50, AlAhzāb [33]: 33, Al-Fath [48]: 26 tentang Jāhiliyyah tidak lahir begitu saja dalam ruang yang hampa melainkan terdapat dialektika antara teks dan konteks sosial politik yang melingkupinya dan dipengaruhi oleh background pendidikan dan wordview seorang Sayyid Qutb. Tesis ini juga berupaya mengungkapkan konteks Jāhiliyyah di Mesir dalam penafsiran Sayyid Qutb melalui usahanya melawan rezim politik Mesir dan mempertahankan pandangan teologisnya sebagai ulama bermazhab sunni. Penelitian ini studi kepustakaan ( library research) dari berbagai referensi yang relevan dengan pokok bahasan mengenai Penafsiran Sayyid Qutb tentang Jāhiliyyah dalam kitab Tafsīr Fī Ẓilāl Al-Quran mencerminkan konteks sosial politik Mesir yang melingkupinya. Serta berupaya melihat makna dan Ideal Moral dari ayat Jāhiliyyah melalui analisis hermeneutika. Penelitian ini dilihat dari sifatnya dapat dikategorikan penelitian budaya, karena yang dikaji adalah ide dan gagasan seorang tokoh. Sedangkan dilihat dari sifat dan tujuan penelitian ini termasuk penelitian deskriptif-eksplanatif, yakni mendeskripsikan terlebih dahulu bagaimana penafsiran Sayyid Qutb, lalu menjelaskan alasanalasan penafsiran tokoh, bagaimana situasi konteks sosial-politik yang melatarbelakangi pemikiran Sayyid Qutb. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis, yaitu mendeskiripsikan penafsiran Jāhiliyyah dalam pandangan Sayydi Qutb dalam kitab Tafsīr Fī Ẓilāl Al-Quran lalu dianalisi secara kritis, bagaimana pemikiran tokoh dipengaruhi oleh konteks sosial politik pada masa penulisan tafsirnya. Data-data yang akan diteliti terdiri dari data primer yaitu kitab Tafsīr Fī Ẓilāl AlQuran karya Sayyid Qutb, sedangkan data sekunder adalah bukubuku, kitab atau artikel mengenai Sayyid Qutb, Jurnal tentangx Jāhiliyyah, sejarah Islam di Mesir, terjemahan al-Quran, dan jurnal-jurnal studi Islam. Hasil penelitian Sayyid Qutb tidak menggunakan kata jāhiliyyah untuk menunjuk masa pra Islam, tapi lebih pada kondisi atau perilaku, sehingga jāhiliyyah juga dapat terjadi pada masa sekarang dan akan datang. Masyarakat komunis dan politheis, Yahudi, Kristen adalah jāhiliyyah, bahkan masyarakat Muslim sekalipun disebut jāhiliyyah. Karena yang menjadi tolak ukurnya adalah ke-jāhiliyyah-an sebagai kebalikan dari Islam dan bertentangan dengan Islam. Manusia yang berada dalam syariat hukum buatan manusia, apapun bentuknya, dan dia menerimanya, maka dia berada dalam ke-jāhiliyyah-an. Kemudian, Penafsiran Sayyid Qutb tentang ayat Jāhiliyyah merupakan bentuk refleksi pengalaman pahit Sayydi Qutb ketika di penjara. Pada masa itu Mesir hidup dalam kontek masyarakat yang sedang mengalami konflik ideologi. Sayyid Qutb menawarkan sistem Ideologi Islam sebagai solusi bagi pemerintahan yang baru. Akan tetapi tawaran itu ditolak oleh pihak militer. Sehingga menurut Sayyid Qutb masyarakat Mesir pada saat itu merupakan prektek Jāhiliyyah Modern yaitu ditandai dominasi manusia atas manusia dari pada ketundukpatuhan manusia kepada Tuhan. %D 2019 %I Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga %L digilib41231