eprintid: 41319 rev_number: 13 eprint_status: archive userid: 6 dir: disk0/00/04/13/19 datestamp: 2020-11-24 06:25:01 lastmod: 2020-11-24 06:25:07 status_changed: 2020-11-24 06:25:01 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: MUHAMMAD BAYU HABIBIE, NIM, 16120003 title: SEJARAH KESENIAN DIDONG DI GAYO, ACEH TENGAH 1960-2018 M ispublished: pub subjects: S divisions: jur_spi full_text_status: restricted keywords: Didong, Asimilasi, Religius, Fungsionalisme note: Siti Maimunah. S. Ag., M.hum abstract: ABSTRAK Kesenian Didong adalah salah satu kesenian Suku Gayo yang memadukan unsur tari, vokal, dan sastra yang bertujuan untuk memaknai hidup yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Kesenian Didong memiliki nilai religius, keindahan, kebersamaan dan lain sebagainya. Keunikan dalam Kesenian Didong adalah kesenian ini berbeda dengan Kesenian Didong yang ada di Kabupaten Gayo Lues. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari dialek, fungsi, dan peranannya. Keunikan lainnya dapat dilihat dari segi pementasannya yang ditampilkan oleh dua klub yang saling beradu argumentasi, lirik, serta tepukan tangan yang serentak. Adapun masalah yang ingin diteliti adalah sejarah Kesenian Didong di Aceh Tengah, perkembangan Kesenian Didong, nilai-nilai keislaman serta fungsi Kesenian Didong. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sejarah dan budaya. Pendekatan sejarah digunakan untuk memperiodesasikan dinamika dan perjalanan Kesenian Didong, adapun pendekatan budaya digunakan peneliti untuk mendeskripsikan unsur kebudayaan dari Suku Gayo terutama pada Kesenian Didong yang memiliki banyak nilai budaya dan seni di dalamnya. Konsep yang dipakai adalah konsep asimilasi digunakan untuk melihat percampuran budaya Islam dengan budaya Suku Gayo terutama pada Kesenian Didong. Teori yang dipakai adalah teori fungsionalisme digunakan untuk melihat perubahan fungsi Kesenian Didong yang dulunya dipakai sebagai media dakwah dan sekarang menjadi media hiburan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah. Ada empat tahapan yaitu: Pertama, heuristik yaitu mengumpulkan sumber. Kedua, verifikasi yaitu mengkritisi sumber. Ketiga, interpretasi yaitu menganalisis sumber. Keempat, historiografi adalah pemaparan hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejarah kebangkitan Kesenian Didong dapat ditandai dengan berakhirnya pemberontakkan DI/TII di aceh dan juga pada awal tahun 1960 banyak bermunculan klub atau komunitas Didong, komunitas tersebut tumbuh menjamur di Kabupaten Aceh Tengah tersebut. Perkembangan Kesenian Didong dapat di lihat pada kisaran tahun 1970-2005, pada tahun tersebut dapat di pastikan bahwa kesenian ini sangat populer di kalangan masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari viii acara-acara yang sangat banyak di gelar atau dipentaskan di daerah maupun luar daerah. Kesenian Didong memiliki banyak unsur-unsur nilai keislaman di dalamnya, hal tersebut dapat dilihat dari segi gerakan dan syair lagunya. Adapun nilai-nilai keislaman yang terdapat di dalam Kesenian Didong tersebut anatara lain nilai aqidah, nilai akhlak dan nilai syariat, nilai-nilai tersebuat sangat berguna bagi kehidupan msyarakat. date: 2020-04-17 date_type: published pages: 109 institution: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta department: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: MUHAMMAD BAYU HABIBIE, NIM, 16120003 (2020) SEJARAH KESENIAN DIDONG DI GAYO, ACEH TENGAH 1960-2018 M. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41319/1/16120003_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41319/2/16120003_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf