TY - THES N1 - Ahmad Mutaqin M.Ag., M.A ID - digilib41501 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41501/ A1 - ARLINA DESI ANI, NIM. 02520936 Y1 - 2006/// N2 - Para biarawati atau suster adalah orang-orang yang hidup secara religius, yang dipahami sebagi sebuah cara hidup yang mengedepankan penyerahan diri kepada Allah dengan menghayati nasehat Injili. Dengan penyerahan diri dan pembaktiannya kepada Allah, mereka berusaha untuk mencapai kesempurnaan kasih dalam pelayanan kerajan Allah dan kepada sesama. Dalam pembaktiannya kepada Allah tersebut, para biarawati atau suster memerlukan tanda pengabdian sebagai ekspresi keagamaan dari keyakinan dan kepercayaannya terhadap realitas mutlak (Tuhan). Salah satu tanda tersebut adalah pakaian keagamaan dan kerudung. Bila diamati lebih tajam ditemukan fenomena yang unik dan menarik, karena pakaian keagamaan dan kerudung tersebut memiliki model dan warna yang dibentuk secara khas sesuai dengan tarekat yang dimasuki oleh para biarawati atau suster. Berkaitan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang alasan dan makna apa yang terkandung dari pakaian keagamaan dan kerudung yang dikenakan oleh suster­suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus, serta apa landasan yang mengharuskan mereka mengenakannya. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan antropologi simbol, yaitu teori simbol dari Victor Turner, sedangkan untuk pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara secara mendalam, yaitu penulis berusaha menggali informasi yang sedetail-detailnya mengenai alasan dan makna pakaian keagamaan dan kerudung yang dikenakan oleh suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus. Pakaian keagamaan dan kerudung berpengaruh sebagai kontrol atau cermin dalam bertindak dan bertingkah laku dalam menghindari hal-hal yang bersifat negatif, serta sebagai penghayatan atas ketiga kaul, yaitu kaul kemiskinan, ketaatan, dan kaul keperawanan. Akhirnya suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus memberlakukan peraturan pemakaian pakaian keagamaan dan kerudung. Dengan penyerahan diri ini, mereka berharap dapat membaktikan dirinya kepada Allah dan sesama demi meraih kesempurnaan kasih dalam pelayanan kerajaan Allah. Akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: (1) Pemakaian pakaian keagamaan dan kerudung yang dikenakan oleh suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus adalah sebagai ekspresi keagamaan atas kepatuhan dan keyakinan para suster terhadap peraturan Allah. (2) Fungsi utama dari pakaian keagamaan dan kerudung tersebut harus menjadi lambang atau tanda pengabdian atas kemiskinan dan kesederhanaan, serta sebagai kontrol untuk mengekang tingkah laku para suster yang bersifat negatif atau lebih mementingkan urusan duniawi. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - PAKAIAN KEAGAMAAN KW - KERUDUNG KW - SUSTER-SUSTER CINTAKASIH KW - SANTO CAROLUS BORROMEUS M1 - skripsi TI - MAKNA PAKAIAN KEAGAMAAN DAN KERUDUNG BAGI SUSTER-SUSTER CINTAKASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS AV - restricted EP - 102 ER -