TY - THES N1 - Dr.Alim Roswantoro, M.Ag ID - digilib41606 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41606/ A1 - Sochibul Ainin Naim, 01510782 Y1 - 2007/07/16/ N2 - Fenomena pluralitas yang dimiliki bangsa Indonesia, telah mencerminkan pola kehidupan harmonis dan elegan yang menampilkan konstruksi sosial-budaya yang dapat berdampingan dan tidak saling berbenturan. Padahal secara intern, diakui atau tidak, dalam sebuah pluralitas dapat dipastikan akan ada berbagai macam wacana yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi yang akhirnya membentuk suatu paradigma atau fenomena-fenomena sosial-budaya. Perkembangan agama Islam di Indonesia yang berlangsung secara evolutif telah berhasil menanamkan akidah Islamiah dan syari 'ah shahihah, memunculkan cipta, rasa, dan karsa oleh pemeluk-pemeluknya. Sebelum kedatangan Islam, masyarakat telah memeluk agama yang berkembang secara evolutif pula, baik dari penduduk asli- (yang menganut animisme, dinamisme, veteisme, dan sebagainya) maupun pengaruh dari luar (Hindu-Budha). Berdasarkan problem tersebut maka sebagai sebuah kajian faktual tentang tokoh, penulis dengan memakai pisau bedah antara lain: ( 1) deskriptif, Dengan metode ini, penulis menguraikan dan membahas secara sistematis dan terperinci seluruh konsepsi pemikiran tokoh yang bersangkutan. Dalam konteks ini, penulis akan menggambarkan dan menguraikan sepenuhnya dengan memakai analisa filosofis tentang konstruksi Pribumisasi Islam Abdurrahman Wahid dan beberapa gagasan penting lainnya secara rinci dan jelas. (2) Interpretatif. Dalam hal ini, penulis berusaha menyelami karya tokoh untuk menangkap kandungan arti dan nuansa yang dimaksudkan secara spesifik. (3) Analisa hasil. Dengan cara ini, penulis akan merinci istilah-istilah atau pendapat-pendapat tokoh (Abdurrahman Wahid) ke dalam bagian-bagian khusus tertentu sehingga dapat dilakukan pemeriksaan atas arti yang dikandungnya. dengan maksud memperoleh kejelasan tentang arti yang sebenar-benarnya. Dengan pribumisasi lslamnya ini terlihat bahwa Islam yang ingin ditampilkan Gus Dur adalah Islam yang dewasa, yang lebih menekankan aspek spiritual dan substansial, dibanding dimensi formal dan ritual. Gus Dur termasuk humanis yang sesungguhnya, ia selalu membela yang lemah, tertindas, minoritas, dan tidak tunduk pada prasangka. Hal ini ia tularkan kepada seluruh umat Islam, menurutnya umat Islam sebagai mayoritas, harus bersifat inklusif, dan mampu melindungi kaum minoritas. Islam yang ideal menurutnya adalah Islam yang berfungsi secara alami dan wajar, mengayomi semua orang, dan tidak dapat disekat-sekat oleh lembaga. Dari sinilah tidak berlebihan kiranya menjuluki Gus Dur sebagai destroyer yang membahayakan segala bentuk kemapanan yang mengarah pada diskriminasi dan sektarianisme dalam bentuk apapun, dan sebagai reformer yang dapat dijadikan harapan bagi segenap muslim dan segenap bangsa Indonesia. Abdurrahman Wahid menggunakan toleransi dalam Al Qur'an tidak hanya pada tingkat mengakui serta menghormati ibadah ritual agama lain dan dalam aktivitas sosial kemanusiaan yang lain, melainkan juga pada tingkat yang paling prinsipil yakni pilihan teologis yang didasarkan pada kemampuan nalar sehat manusia sebagai anugrah paling tinggi yang diberikan Tuhan. PB - UIN Sunan Kalijaga KW - Pribumisasi Islam KW - Abdurrahman Wahid KW - Pluralitas di Indonesia M1 - skripsi TI - Pribumisasi Islam Di Indonesia Dalam Pemikiran Abdurrahman Wahid AV - restricted EP - 101 ER -