%A 01530512 Alfin Khaeruddin Puad %O Dr. Sahiron Syamsuddin, M.A. %T Amsal Dalam Al-Qur’an (Studi atas Pemikiran Muhammad Husain Al-Tabataba’i dalam Kitab al-Mizan fi tafsir Al-Qur’an %X Salah satu metode al-Qur' an dalam menggugah jiwa manusia adalah dengan mengetengahkan ayat-ayat amsal (perumpamaan). Oleh karena pentingnya ayat-ayat amsal (perumpamaan) sebagai media untuk menjelaskan kepada manusia tentang berbagai persoalan, baik mengenai aspek keimanan, akidah, syari'ah, kemasyarakatam, keluarga maupun aspek-aspek lainnya, maka al-Qur'an pun menyajikan berbagai macam amsal (perumpamaan) yang terkait dengan problematika yang menyertai kehidupan manusia, sejak di dunia fana sampai di alam akhirat. Amsal (perumpamaan) merupakan bagian dari gaya bahasa 'Arab yang memuat pesan-pesan dengan berbagai bentuk susunan kalimatnya yang singkat namun padat maknanya. Penelitian ini berusaha memahami pandangan 'Allamah al-Tabatabi’i mengenai amsal (perumpamaan) yang terdapat dalam al-Qur'an. Setelah mengumpulkan data, penulis berusaha menganalisis data tersebut menggunakan metode deskriptif analitis dan interpretatif. Dengan menguraikan ayat-ayat tentang amsal (perumpamaan) secara teratur, diharapkan dapat menemukan konsepsi pemikirannya dan mengungkap nuansa yang dimaksud 'Allamah al-Tabatabi’i secara khas dengan sedikit pemaparan yang argumentatif untuk melihat pandangannya dalam konteks yang lebih luas. 'Allamah al-Tabatabi’I termasuk tokoh ulama Syi'i kontemporer. Karya besarnya dalam bidang al-Qur'an adalah al-Mizan fi tafsir Al-Qur’an. Tafsir ini memiliki berbagai segi, yaitu: ilmiah, teknis, estetis, filosofis, historis, spiritual, sosiologis dan tradisional. Ia menilai bahwa penafsiran al-Qur'an dengan al-Qur'an merupakan cara yang paling benar. Kaitannya dengan pembahasan ini, ia menegaskan bahlwa perumpamaan yang terdapat dalam al-Qur'an memuat pengetahuan-pengetahuan tinggi yang menunjukkan maksud sejati al-Qur'an. Selanjutnya, bagi 'Allamah al-Tabataba'i, dasar dibuatkannya amsal dalam al-Qur'an adalah oleh karena al-Qur'an itu sendiri ditujukan untuk semua manusia agar mereka dapat menyadari hakikat hidup dan kehidupannya. Allah SWTt membuat amsal (perumpamaan) sesuai dengan kadar pengetahuan manusia. Dari sekian banyak ayat tentang· amsal (perunpamaan) dalam al-Qur'an, 'Allamah al-Tabataba’i memfokuskan penafsirannya ke dalam tiga bentuk berdasarkan kedudukannya. Pertama, amsal (perumpamaan) sebagai hal, bentuk ini sangat relevan untuk menyampaikan sebuah bujukan dan ancaman Allah SWT kepada manusia melalui sesuatu dengan menyebutkan kebaikan dan keburukan. Kedua, amsal (perumpamaan) sebagai sifat, bentuk ini ditujukan untuk menyampaikan sebuall petunjuk dan bimbingan Allah SWT bagi kemaslahatan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Ketiga, amsal (perumpamaan) sebagai qisah, bentuk ini merupakan media untuk meuyampaikan tujuan keagamaan yang menyiratkan adanya kebenaran, pelajaran dan peringatan. Sebuah realitas yang harus diyakini kebenarannya, termasuk peristiwa yang ada di dalamnya. %K Amsal dalam Al-Qur’an, Muhammad Husain Al-Tabataba’i, Kitab al-Mizan fi tafsir Al-Qur’an %D 2007 %I UIN Sunan Kalijaga %L digilib41676