%0 Report %9 Project Report %A Khoiro Ummatin, - %C Yogyakarta %D 2021 %F digilib:41965 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K Pembinaan, kesadaran kolektif, aplikatif; Covid-19 %T Pembinaan Keagamaan Terhadap Jamaah Pengajian MTQ (Majelis Ta'lim Al-Qur'an) Pada Masa Pandemi Covid-19 di Srimulyo Piyungan Bantul %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41965/ %X Program pengabdian ini bernama Pembinaan Keagamaan Terhadap Jamaah Pengajian MTQ (Majelis Ta’lim Al-Quran) Pada Masa Pandemi Covid 19 Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul. Bahwa kebijakan pembatasan pergerakan manusia telah merubah banyak hal, termasuk pembinaan keagamaan terhadap anggota jamaah pengajian MTQ. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali pada Kamis Malam “malam Jumat”. Seperti lazimnya pembinaan, posisi pembina dan materi yang sudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini, menjadi faktor penentu tingkat keberhasilannya. Pembinaan keagamaan pada masa pandemi yang dilaksanakan secara online ini masih membuka celah kekurangan yang harus ditutup dengan aspek-aspek lain dalam pelaksanaannya. Untuk menjembatani kekurangan yang ada, maka seluruh peserta diajak untuk membuat ilustrasi dan beberapa contoh praktik yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Nara sumber kemudian memotivasi peserta untuk terus belajar di lingkungannya sendiri-sediri. Langkah ini menjadi inovasi untuk mengisi celah dan kekurangan dari harapan peserta. Kegiatan ini sudah selesai dilaksanakan, dan hasilnya sudah dirasakan manfaatnya oleh peserta, terutama pilihan materi yang menekankan aspek-aspek yang sifatnya aplikatif. Penekankan untuk membangun kesadaran kolektif dan tindakan bersama dalam lingkup kecil pada jamaah pengajian yang menjangkau seluruh aspek kehidupan tetap dipandang penting. Lahirnya kebiasaan baru harus terus dijalankan dengan tetap mengacu pada pembatasan pergerakan manusia. Inovasi pembinaan keagamaan ini sebagai upaya agar kegaiatan keagamaan di masyarakat tidak mengalami kekosongan. Dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, pembinaan keagamaan harus tetap berjalan sebagaimana biasa, hanya saja bedanya dijalankan dengan menggunakan media sosial. Meski dengan berbagai keterbatasan, kegiatan ini sudah dirasakan manfaatnya oleh peserta yang terlibat aktif dalam kegiatan