@techreport{digilib42006, type = {Project Report}, title = {HISTORIOGRAFI PESANTREN PASCA PERANG JAWA; Kisah DesaPesantren Bulus di Purworejo (1830 -1928)}, author = {- Himayatul Ittihadiyah}, address = {Yogyakarta}, publisher = {FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA}, year = {2020}, institution = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, keywords = {Historiografi, Pesantren; Perang Jawa}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42006/}, abstract = {Setiap desa atau kampung memiliki sejarahnya sendiri, beberapa di antaranya menyimpan kisah-kisah tersembunyi, faktanya secara mentalitas tertata rapi, terdokumentasi dalam teks-teks sejarah dan tradisi lisan. Ada banyak nama desa di Jawa yang terpendam dalam kisah-kisah yang tak terungkap dan terkubur dalam kebisuan masa lampau yang telah berlalu begitu saja karena dianggap tidak penting. Di pedesaan Jawa banyak ditemukan nama dusun ?santren? (pesantren), namun hingga sekarang masih banyak yang tetap membisu karena kisahnya tidak pernah ada yang mengungkap, dan yang tersisa hanyalah nama, ?dusun santren?. Penduduknya pun tidak banyak mengetahui apapun mengenai asal-usul desa yang mereka tempati, selain hanya sedikit informasi bahwa dahulu, di tempat mereka tinggal terdapat sebuah pesantren, tetapi jejaknya sudah tidak terlacak lagi. Jika pun ada sebuah makam terkadang juga tidak ada nama dan identitasnya sama sekali. Jika pun diketahui identitasnya, masyarakat juga jarang memperhatikan, mereka tidak mampu bercerita, selain hanya bisa menyampaikan potongan- potongan kisah mitologis yang tidak utuh dan dibiarkan berlalu begitu saja. Sebenarnya mitologi adalah hal yang menarik untuk diteliti, terutama sebagai bagian dari sejarah mental masyarakat pedesaan kita di masa lampau, yang jarang diperhatikan, baik oleh sejarawan, apalagi oleh masyarakat pada umumnya. Di balik kisah dusun ?santren? yang tersembunyi, pada sisi yang lain terdapat kisah mengenai desa pesantren, yaitu nama desa yang identik dengan nama pesantren, artinya nama desa yang sekaligus dikenal sebagai nama pesantren. Salah satu desa pesantren adalah Desa Bulus, nama Desa yang sekaligus juga dikenal sebagai nama Pesantren, yakni Desa Bulus atau Pesantren Bulus. Nama desa sekaligus nama pesantren yang didirikan oleh seorang kyai bernama ?Mbah Ngalim? di zaman Perang Jawa. Di antara sekian banyak pesantren yang tumbang akibat kekalahan Perang Jawa, Pesantren Bulus adalah satu-satunya pesantren yang mampu bertahan hingga masa kemerdekaan, berkat kekuatan relasi kuasa keluarga Sayyid-Priayi dari Klan Alawi Al-Ba?abud Al-Kharbasyani. Melalui metode sejarah lisan dan tradisi lisan kisah Desa Pesantren Bulus ini dapat ditulis untuk dibaca sebagai sebuah perspektif sejarah menta} }