%A - Himayatul Ittihadiyah %T MENYIAPKAN “KHALIFATULLAH FI AL-ARD”; Memori, Imaginasi, Kesadaran, dan Masa Depan Manusia Dalam Sejarah %X Apa yang anda pikirkan ketika disebut kata sejarah? Mungkin pikiran anda langsung menuju kepada kata peristiwa. Lalu kemudian apa yang anda bayangkan tentang sejarah? sudah pasti adalah masa lampau. Begitulah kira-kira sejarah selama ini dinarasikan secara amat statis, dipersepsi, diajarkan, dan dihafalkan. Tidak beranjak dari kata peristiwa dan masa lampau, itulah kuasa rezim keilmuan sejarah selama ini, begitu tragisnya, sungguh pun para pakar telah melakukan berbagai upaya pengembangan kajian sejarah interdisipliner ataupun pendekatan teori multidimensional, namun pengatahuan dan pembelajaran sejarah tidak lantas mengubah cara berpikir manusia menjadi berorientasi ke masa depan, bahkan tidak untuk perbaikan kondisi kesadaran diri sebagai manusia itu sendiri. Mungkinkah hal itu disebabkan karena pertamakali sejarah ditulis dengan sebuah kesadaran tentang kekuasaan? dan sejak itu pula sejarah seperti tidak mudah untuk lepas dari kepentingan sebuah rezim? Entahlah, namun rezim manapun memang selalu menulis versi sejarah untuk melegitimasi kekuasaanya. Dari situlah kesadaran manusia dibentuk untuk menjadi pendukung sebuah rezim politik tertentu, memori dimanfaatkan menghafal kebenaran-kebenaran menurut logika relasi kuasa yang sedang berkembang. Demikian pula imaginasi dimaksimalkan untuk menciptakan narasi-narasi yang tampak logis dan koheren dengan upaya-upaya melegitimasi kebenaran yang diciptakan oleh kekuasaan. Alhasil sejarah gagal memerankan dirinya sebagai substansi yang menghasilkan manfaat bagi masa depan umat manusia, Sejarah hanya dapat digunakan untuk kepentingan-kepentingan sektarian yang bertentantangan dengan subsatansi humaniora, yang bertugas memfasilitasi dan menyiapkan otonomi kemamanusiaan oleh manusia itu sendiri. %K Khalifatullah Fi Al Ard; Memori; Imaginasi; Kesadaran, MasaDepan %D 2020 %C Yogyakarta %I FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA %L digilib42007