@techreport{digilib42043, type = {Project Report}, title = {PANDANGAN TEOLOGIS JAMAAH TABLIGH DALAM MERESPONS PANDEMI COVID-19}, author = {- Sekar Ayu Aryani and - Hisyam Zaini and - Muhammad Yusup and - Musa}, address = {Yogyakarta}, publisher = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, year = {2020}, institution = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, keywords = {Jama'ah Tabligh; Pandemi Covid-a9}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42043/}, abstract = {Pandemi Global Covid-19 telah menjadi tantangan bagi setiap kelompok keagamaan, terutama bagaimana konstruksi teologis dalam merespon realitas sains. Paper ini bertujuan mengungkap pandangan teologis Jamaah Tabligh terhadap Covid-19 sebagai realitas saintifik serta meneropong pandangan teologis tersebut dari perspektif interdisiplin. Paper ini dihasilkan dari sebuah penelitian kualitatif dengan metode utama interview, observasi, dan dokumentasi yang ditopang dengan studi literatur. Pengambilan data terutama dilakukan terhadap para tokoh Jamaah Tabligh di tiga kota pada tiga propinsi di Indonesia: D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kajian ini menghasilkan beberapa temuan, yaitu: (1) corak teologis Jamaah Tabligh adalah gerakan Islam dakwah non-Islamisme sehingga tidak memiliki orientasi politik praktis dan tidak mengarah pada radikalisme, sikap Jamaah tabligh terhadap kebijakan pemerintah di masa pandemi bukan cerminan Islamisme maupun radikalisme (2) Jamaah Tabligh memiliki apresiasi tinggi terhadap sains namun tidak menjadikan sains sebagai sarana utama dalam dakwah. Sikap Jamaah Tabligh perhadap Covid-19 tidak banyak ditopang olah kesadaran saintifik (3) melalui perspektif interdisiplin dapat diketahui bahwa corak tafsir Jamaah Tabligh cenderung skriptural namun implementasinya bersifat adabiy ijtima?iy, sehingga tidak mementingkan dimensi tahlily (analitis-kritis). Secara psikologis Jamaah tabligh termasuk kelompok keagamaan yang berkarakter psikologi nabi, healthy minded meski sedikit menampilkan ekspresi sick soul, dan memiliki kematangan beragama; secara sosiologis Jamaah Tabligh merupakan kelompok yang berpola paguyuban, bukan patembayan sehingga tidak menerapkan manajemen yang rigid dalam mengelola keanggotaan dan gerakannya. Cara ini membuat Jamaah Tabligh memiliki posisi yang unik dibanding gerakan keagamaan lainnya. Adapun pada ranah budaya, Jamaah Tabligh telah berhasil membangun satu komunitas besar internasional yang memiliki ciri, gaya hidup, konstruksi bahasa, dan praktik yang sama. Jamaah Tabligh merespon Covid-19 dengan kebijakan kombinatif antara ketaatan pada pemerintah, prioritas keilmuan dan metode dakwah, serta realitas sosial di masyarakat oby} }