TY - THES N1 - Pembimbing: Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, M.Si ID - digilib42076 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42076/ A1 - MUHTALIM, NIM.: 17200010052 Y1 - 2020/01/07/ N2 - Indonesia merupakan negara agraris. Sebagai negara agraris sektor pertanian potensial digunakan untuk penopang pembangunan dan mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu penting kiranya untuk mempertahankan sektor pertanian, namun nampaknya hal itu tidak terjadi. Pola pembangunan di Indonesia bergeser dari sektor agraris menjadi sektor industri. Fenomena ini bisa mengancam kondisi pangan nasional dan menyebabkan sektor pertanian mengalami kemandekan dan semakin mengecil. Hal ini ditandai dengan jumlah lahan dan pekerja di sektor pertanian yang semakin berkurang. Dalam pandangan Clifford Geertz fenomena tersebut dinamakan involusi pertanian, yaitu sebuah kondisi dimana sektor pertanian mengalami stagnasi atau bahkan mengalami penurunan. Kondisi tersebut berbahaya karena bisa mengancam ketahanan pangan nasional, fenomena involusi pertanian tidak hanya terjadi di tingkat nasional saja, di daerah seperti di Kabupaten Kebumen atau tepatnya di Desa Jembangan juga terjadi involusi pertanian. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk memberi penjelasan mengapa terjadi involusi pertanian dan bagaimana dampak fenomena tersebut di masyarakat. Untuk menjawab rumusan penelitian di atas peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan kerangka berfikir C. Geertz dimana involusi pertanian terjadi karena faktor budaya. Selain itu penelitian ini juga meminjam analisis perubahan stuktur sosial (social action) Talcott Parsons sebagai landasan penelitian agar penelitian bisa terarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Jembangan telah terjadi involusi pertanian. Involusi ini disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal berupa kebijakan pemerintah pada tahun 2011 yang memberikan izin pembangunan industri, adanya ijin tersebut terjadilah penyempitan lahan yang digunakan: pendirian industri pariwisata, PDAM, peternakan ayam boiler dan rumah hunian. Sementara faktor internal berupa semakin sedikit tenaga kerja yang menekuni sektor pertanian, terutama generasi anak muda. Hal ini terjadi karena selain persoalan kesejahteraan, juga karena bertani dianggap pekerjaan yang kurang menjanjikan. Berdasarkan temuan lapangan menunjukan faktor kebijakan lebih dominan menjadi penyebab involusi dan hal itu berbeda dengan temuannya Geertz. Dilihat dari dampak, involusi berakibat positif dan negatif yang mana adanya perubahan di sektor ekonomi, sosial-kebudayaan, penurunan kualitas pertanian, dan dilema kebijakan. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - involusi pertanian; kebijakan industrialisasi; PDAM Keburejo; produktivitas pertanian M1 - masters TI - INVOLUSI PERTANIAN PEDESAAN (Studi Penyebab dan Dampak Involusi Pertanian di Desa Jembangan, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen) AV - restricted EP - 126 ER -