@phdthesis{digilib42863, month = {January}, title = {KONSTRUKSI REALITAS DAN AGENDA MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Larangan Keraton Yogyakarta terhadap Muslim United di Media Online Republika Online Dan Detik.com Periode 1-13 Oktober 2019)}, school = {FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI}, author = {NIM 16210078 DETA JAUDA NAJMAH}, year = {2021}, note = {Dr. H. M. Kholili, M.Si}, keywords = {Framing, Keraton, Muslim United, Detik.com, Republika Online}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42863/}, abstract = {Keraton Yogykarta menolak surat permohonan izin acara Muslim United yang diinisiasi oleh Forum Ukhuwah Islamiyah Yogyakarta untuk menggunakan Masjid Gedhe Kauman sebagai tempat acara. Larangan dari Keraton terhadap Muslim United ini sempat viral di media sosial, serta tak luput diberitakan oleh Republika Online dan Detik.com. Menurut paradigma kontruksionis, setiap media memiliki ideologinya masing-masing sehingga berdampak pada penentuan berita. Satu peristiwa yang sama, bisa jadi memiliki sudut pandang berbeda dan mempengaruhi khalayak. Berdasarkan pemaparan diatas, maka tujuan penulisan ini adalah menjawab rumusan masalah yakni bagaimana pembingkaian yang dilakukan media online Republika Online dan Derik.com terkait peristiwa larangan Keraton terhadap Muslim United. Teori Framing yang digunakan adalah teori model Robert N. Entman yang menjelaskan Define Problem (pendefinisian masalah), Diagnose Causes (memperkirakan masalah), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral) dan Treatment Recommendation (memberikan rekomendasi/penyelesaian). Dari hasil analisis, peneilitian ini menghasilkan beberapa temuan antara lain Republika Online melihat bahwa penyebab masalah ini karena tidak adanya komunikasi berkelanjutan antara pihak Keraton dan panitia Muslim United. Namun Republika Online juga menunjukan banyak klaim moral bahwa acara Muslim United merupakan acara keagamaan yang harus didukung dan dilindungi kemananannya. Sementara Detik.com melihat bahwa Muslim United terkesan tidak patuh terhadap keputusan Keraton yang merupakan pemilik Masjid Gedhe Kauman. Detik.com juga memberikan penyelesaian agar Muslim United pindah dan mencari tempat lain.} }