eprintid: 42899 rev_number: 13 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/04/28/99 datestamp: 2021-07-16 08:48:28 lastmod: 2021-07-16 08:48:28 status_changed: 2021-07-16 08:48:28 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Ahmad Mush’ab Asadulloh, NIM.: 12540097 title: RESISTENSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Kasus Penolakan Arema terhadap Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI di Malang) ispublished: pub subjects: isl_org subjects: org_mas subjects: sosio divisions: jur_soa full_text_status: restricted keywords: Resistensi, Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI, Warga Malang, Aremania note: Pembimbing : Dr. Hj. Adib Shofia, S.S., M.Hum. abstract: Pada hari jumat 2 November 2018 dibeberapa daerah telah berlangsung Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI Jilid 2 oleh sejumlah organisasi keagamaan (Ormas). Aksi tersebut adalah lanjutan dari aksi sebelumnya pada 26 Oktober 2018. Aksi di bawah komando PA 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama didasari oleh video pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid dilakukan oleh oknum Ansor di Garut saat upacara Hari Santri. GNPF Ulama dan berbagai ormas lainnya menganggap bahwa tindakan oknum Ansor telah melakukan penodaan terhadap agama Islam sehingga pelaku harus dihukum. Sebelumnya, polisi menyatakan bendera bertulisan kalimat tauhid yang dibakar itu adalah bendera HTI yang telah dinyatakan terlarang oleh pemerintah. Gerakan Pemuda Ansor sebelumnya juga menegaskan bendera bertuliskan tauhid yang dibakar personel organisasinya merupakan bendera HTI. Pernyataan Polisi dan GP Ansor ini yang menjadi penyebab GNPF Ulama bersama ormas lainnya memutuskan untuk melakukan Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI . GNPF Ulama merasa bahwa bendera yang dibakar oleh oknum Ansor merupakan bendera agama Islam. Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI menuntut agar pelaku pembakaran bendera ditindak tegas dan diproses secara hukum. Ormas-ormas Islam melakukan aksi di kota Solo, di Banten, dan di Makasar. Di daerah tersebut Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI berjalan dengan lancar dan tanpa penolakan. Namun Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI di Malang mendapat penolakan hingga urung dilaksanakan. Penolakan tersebut berasal dari warga Malang yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aremania. Penelitian ini merupakan jenis studi kasus dengan sumber data wawancara dan dokumentasi berupa teks dan gambar. Sementara itu sumber data sekunder yang diperoleh dari literatur buku, website, jurnal dan artikel dengan teknik analisa data model miles dan huberman dengan berlandaskan teori resistensi dari Henry A. Lasberger, James C. Scott dan Jack D. Dauglas. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa alasan dari penolakan aksi tersebut berlandaskan: 1) pembakaran bendera tidak berada di Malang jadi tidak perlu melibatkan Malang dalam aksi demonstrasitersebut. 2) Warga Malang sudah merasa bahwa Malang sudah kondusif jadi warga Malang berupaya agar kondusifitas Malang tidak dirusak dengan adanya aksi tersebut, sebab Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI dapat memicu kerusuhan dan keributan di Malang. Sedangkan dari beberapa penolakan yang dilakukan oleh warga Malang diantaranya: 1) penolakan tersebut dilakukan dengan cara mengimbau, sayangnya himbauan ini tidak dihiraukan oleh peserta aksi. 2) memasang spanduk sebagai peringatan penolakan Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI yang akan digelar di Malang. 3) bergerak dalam membubarkan Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI yang berlangsung di alun-alun Malang. date: 2020-07-22 date_type: published pages: 83 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Ahmad Mush’ab Asadulloh, NIM.: 12540097 (2020) RESISTENSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Kasus Penolakan Arema terhadap Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI di Malang). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42899/1/12540097_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA%281%29.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42899/2/12540097_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR%281%29.pdf