@phdthesis{digilib43144, month = {March}, title = {MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA (STUDI DI OBJEK WISATA UMBUL SUSUHAN DESA MANJUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 16720022 Veri Titis Widiawatin}, year = {2021}, note = {Pembimbing : Agus Saputro, S. Sos, M. Si}, keywords = {Modal Sosial, Pariwisata, Umbul Susuhan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43144/}, abstract = {Sektor pariwisata penting dalam pembangunan ekonomi bagi masyarakat. Objek wisata dapat membuka peluang usaha untuk warga sekitar. Dengan membangun kerjasama yang baik, maka tujuan dalam pengembangan wisata dapat tercapai dengan mudah, salah satunya dengan modal sosial. Modal sosial merupakan sumber daya dalam hubungan antar manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam mengelola objek wisata Umbul Susuhan, modal sosial masyarakat sangat penting untuk menjadi awal dalam pengembangan objek wisatanya. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi. Dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui tiga proses, yaitu reduksi data, display dan verifikasi data. Lokasi penelitian dilakukan di wisata Umbul Susuhan, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Sejak diresmikan tahun 2017, wisata ini mengandalkan warganya sebagai penggerak agar bisa mengembangkan wisata dengan modal sosial yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan objek wisata Umbul Susuhan Desa Manjungan sampai saat ini berjalan dengan baik, meskipun ada hambatan yang terjadi karena miskomunikasi dan kurang maksimalnya pengelolaan. Pengembangan objek wisata ini juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan menjadikan ekonomi lebih baik. Hasil pendapatan juga disumbangkan ke tempat ibadah, santunan, dan iuran BPJS masyarakat kurang mampu. Modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat sangat berguna bagi pengembangan objek wisata Umbul Susuhan Desa Manjungan. Pada aspek kepercayaan, diantara pengelola tergolong lemah. Hal ini terjadi karena krisis kepercayaan dan menganggap pengelola lain tidak memiliki kemampuan untuk mengelola objek wisata Umbul Susuhan. Pada aspek norma, diwujudkan dalam bentuk AD/ART organisasi BUMDes dan peraturan non formal yang harus ditaati bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam pengeloaan objek wisata Umbul Susuhan. Pada aspek jaringan, terdapat keterlibatan secara aktif dari pengelolan, PKK, dan karyawan. Selain itu, juga diadakan beberapa rapat pengelola. Tetapi rapat karyawan baru dilakukan sekali. Sejauh ini, belum ada kegiatan bersama antara pengelola, PKK, dan karyawan.} }