eprintid: 43253 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 12316 dir: disk0/00/04/32/53 datestamp: 2021-08-09 03:49:57 lastmod: 2021-08-09 08:38:57 status_changed: 2021-08-09 03:49:57 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: MUHAMMAD SAHAL MAHFUDZ, NIM.: 17103060048 title: HUKUM JUAL BELI ASI ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM MALIK ispublished: pub subjects: hukum divisions: jur_pma full_text_status: restricted keywords: jual beli ASI, Imam Abu Hanifah, Imam Malik note: Pembimbing : Vita Fitria, S.Ag., M.Ag. abstract: Air Susu Ibu (ASI) merupakan kebutuhan dan asupan yang harus didapatkan bayi dari umur 0-6 bulan atau biasa dinamakan dengan ASI Eksklusif. Dalam hal ini masih banyak bayi yang belum mendapatkan ASI dari ibunya dikarenakan beberapa faktor, diantaranya faktor kesehatan ibu, meninggalnya seorang ibu, atau dikarenakan kesibukan orang tua akibat pekerjaanya. Untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi bayinya, banyak ibu yang menggunakan cara mendapatkanya dengan membeli dari orang perorangan atau dari media sosial. Dikalangan ulama terdapat perbedaan pendapat tentang jual beli ASI tersebut, terutama Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa jual beli ASI tidak diperbolehkan, karena ASI merupakan bagian anggota tubuh manusia. Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa jual beli ASI diperbolehkan, karena ASI merupakan benda yang suci dan dapat dimanfaatkan. Jenis penelitian ini adalah library research, yang menggunakan literatur berupa kitab, buku, jurnal, kamus, dan karya pustaka yang berkaitan dengan obyek kajian. Sifat peneletian ini adalah deskriptif-analisis, yakni menguraikan data-data yang berkaitan dengan hukum jual beli ASI menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Kemudian mengungkap aspek apa saja yang digunakan oleh kedua Imam terkait dengan kasus ini, beserta dengan Iijtihadnya. Sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan ushul fiqh,kemudian menganalisis pendapat dari kedua Imam untuk menemukan hukumnya. Hasil penelitian ini adalah, bahwa Imam Abu Hanifah dan Imam Malik menggunakan dalil yang berbeda. Imam Abu Hanifah tidak memperbolehkan jual beli ASI karena menyamakan ASI dengan daging manusia, sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa jual beli ASI diperbolehkan karena ASI disamakan dengan susu kambing dan sapi. Dalam menetapkan hukum jual beli ASI keduanya mempunyai kesamaan, yaitu menggunakan metode qiyas. Dalam kasus ini, Imam Abu Hanifah lebih melihat jual beli ASI pada kesucian benda dan kemudaratan yang terjadi ketika jual beli ini dilakukan. Sedangkan Imam Malik melihatnya dari sisi kemaslahatan barang yang diperjualbelikanya. date: 2021-04-16 date_type: published pages: 144 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: MUHAMMAD SAHAL MAHFUDZ, NIM.: 17103060048 (2021) HUKUM JUAL BELI ASI ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM MALIK. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43253/1/17103060048_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43253/2/17103060048_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf