@phdthesis{digilib4331, month = {April}, title = {INTERNALISASI AYAT-AYAT AL QUR'AN DALAM SASTRA MELAYU (STUDI SYAIR GULUNG ADAT BUDAYA MELAYU TANAH KAYUNG)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { MUHAMMAD RIZA - NIM. 06530011}, year = {2010}, note = {Pembimbing: 1. Muhammad Mansur, S.Ag, M.Ag 2. Adib Sofia, S.S, M.Hum}, keywords = { Syair Gulung, adat budaya Melayu Tanah Kayong, internalisasi ayat Qur'an}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4331/}, abstract = {Sepenggal perjalanan historis keberadaan Islam sebagai Dien di muka bumi ini memberikan sentuhan yang baik bagi peradaban dunia. Islam mengajarkan umatnya untuk bisa hidup dengan baik sesuai tuntunan yang ada di dalam Islam itu sendiri. Tuntunan tersebut terdiri atas dua sumber hukum, yang merupakan representasi dari kehidupan dunia. Sumber hukum yang pertama, sifatnya formal yang merupakan kumpulan-kumpulan kalam ilahi yang menyangkut tentang tata aturan, cara beribadat, ilmu pengatahuan, dan hubungan interaktif dari seorang hamba kepada sang pencipta dan seorang hamba dengan yang lainnya (hubungan sosial). Sumber hukum tersebut dikenal dengan Al-Qur`an. Sumber hukum yang kedua yang sifatnya historis merupakan hasil penghayatan seorang Nabi terhadap apa yang ada di sekitarnya, baik itu persoalan-persoalan kehidupan, bahkan sampai kepada persoalan-persoalan agama yang tidak di jelaskan dalam Al-Qur`an karena sifatnya kontemporer. Sumber hukum kedua ini lebih dikenal dengan Al-Hadis atau As-Sunah. Di Indonesia, khususnya bangsa Melayu yang menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama dalam setiap aspek adat-istiadat budayanya tentulah sangat berpegang teguh kepada Al-Qur`an. Hal ini bisa dilihat dari seringnya, atau bahkan hampir semua hukum-hukum yang ada dalam adat istiadat mengacu kepada Al-Qur`an sebagai bentuk penginterprestasian ayat-ayat Al-Qur`an oleh masyarakat Melayu tempo dulu yang disesuaikan dengan adat-istiadat setempat. Sebagai contoh dari sastra Melayu yang memuat nilai-nilai Al-Qur`an di dalamnya adalah Syair Gulung yang merupakan adat budaya Melayu Tanah Kayong di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, yang merupakan budaya tertua hasil peninggalan leluhur orang-orang Melayu setempat, dan merupakan bentuk penginternalan sekaligus sebagai bentuk pengaktualan terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang mengandung nasehat dalam bait-bait kata yang teruntai di dalamnya. Dalam menganalisis nilai-nilai yang terdapat di dalam Syair Gulung, pendekatan hermeneutik merupakan pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini, dikarenakan hermeneutik merupakan salah satu media dalam menganalisis bahasa dalam tradisi Melayu, dengan pertimbangan sastra merupakan karya tulis yang paling dekat dengan agama. Perbedaannya, agama merupakan kebenaran keyakinan, sedangan sedangkan karya sastra sendiri merupakan kebenaran imajenasi. Agama dan sastra adalah bahasa, baik lisan maupun tulisan. Asal agama dari firman Tuhan sedangkan sastra merupakan kata-kata yang dihasilkan oleh pengarang, baik hasil ciptaan subjek Ilahi maupun subjek kreator. Satu hal yang ditemukan dalam penelitian kali ini adalah peranan budaya sangat menentukan dari diterimanya Islam di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat tidak bisa menerima suatu hal baru yang tidak sesuai dengan apa yang telah mengkonstruksi kehidupan keseharian mereka. Oleh karena itu, mengaktualkan nilai-nilai dari ayat-ayat al-Qur`an diperlukannya proses objektifikasi dari proses akulturasi antara nilai-nilai al-Qur`an dengan nilai-nilai budaya tempatan. } }