%A MOHAMAD YAHYA - NIM. 06530056AL %O Pembimbing: 1. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M. A. 2. Drs. Muhammad Mansur, M. Ag. %T AL-QASAS AL-QUR'ANI PERSPEKTIF M. ABED AL-JABIRI (STUDI ATAS KARYA SERIAL DISKURSUS AL-QUR'AN) %X Skripsi ini membahas tentang kisah al-Qur'an (al-qisas al-Qur'an) dalam perspektif M.'Abed al-Jabiri. Permasalahan pokok yang dijawab adalah; pertama, bagaimana pemikiran al-Jabiri tentang kisah al-Qur'an dan kedua,, bagaimana relevansi dan implikasi dari apa yang ditawarkan oleh al-Jabiri dalam mengkaji kisah al-Qur'an? Alasan peneliti memilih kisah al-Qur'an dalam perspektif al-Jabiri sebagai obyek penelitian karena, pertama, kajian tersebut tidak bisa dilepaskan dari kajian sejarah, tradisi dan kebudayaan bangsa Arab, secara khusus, dan dataran Timur Tengah, secara umum. Dalam hal ini al-Jabiri dikenal sebagai sosok intelektual yang pakar dalam kajian-kajian tersebut. Kedua, dalam menyajikan pembahasan tentang kisah al-Qur'an, secara khusus dan al-Qur'an secara umum, al-Jabiri menggunakan sistematika tartib nuzuli dan pola ideografi yang bertujuan untuk mengaktualisasikan al-Qur'an, selain sebagai objek terbaca bagi dirinya serta bagi kita (ja'l al-Qur'an mu'asiran linafsih wa mu'asiran lana). Padahal secara umum sistematika yang digunakan dalam kajian kisah al-Qur'an adalah tematik dan/atau tartib mushafi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan historis-sosiologis-filosofis model stukturalisme genetik dengan metode deskriptif-taksonomi-interpretif. Adapun operasional metodologis penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang berupa; pengumpulan dan klasifikasi data, merestrukturasi data-data, kemudian mengolah dan menginterpretasinya. Sedangkan hasil penelitian ini berupa; pertama, dalam pandangan al-Jabiri, al-Qur'an menggunakan kisah untuk tujuan dakwah, bukan dari sisi pengisahannya itu sendiri. Karena itu kisah al-Qur'an merupakan bagian dari bentuk perumpamaan (darb al-masal). Selain itu kisah al-Qur'an merupakan cermin yang didalamnya terlihat perjalanan da'wah Muhammadiyyah. Karenanya dalam mengkaji kisah al-Qur'an ia bertujuan untuk mengungkap sinergitas antara proses penurunan al-Qur'an dengan perjalanan dakwah Muhammadiyyah. Demi mencapai tujuan tersebut, dalam dataran aplikatif al-Jabiri menggunakan sistematika tartib nuzuli dengan pola ideografi, dimana ayat-ayat kisah diurai dengan format kronologi pewahyuan serta diklasifikasi dalam tema-tema besar sesuai dengan keserasian magza-nya. Model kajian tersebut tidak terlepas dari metodologi yang ia bangun dalam pembacaan turas, secara umum, dan pembacaan al-Qur'an secara khusus, dimana dengan prinsip al-fasl, yang menggunakan pendekatan struktural, analisis historis, dan kritik ideologis, ia berusaha untuk mengatasi problem objektivitas, dan denga prinsip al-wasl, yang menggunakan pendekatan intuisi matematis, ia berusaha untuk menanggulangi problem rasionalitas, berikut kontinuitasnya. Kedua dalam kerangka besar konstruksinya, menurut peneliti bahwa metodologi yang al-Jabiri gunakan dapat dinilai relevan sepanjang tidak terjadi disorientasi dari tujuan mendasanya. Karena, metodologi yang ia konstruksikan erat kaitannya dengan berbagai prinsip dan tujuannya dalam mengkaji kisah al-Qur'an. Sementara itu, implikasi yang ditimbulkan dari pandangan dan metodologi yang digunakan, salah satunya adalah lebih mendominasinya kajian sejarah daripada penjelasan fungsi fundamental kisah al-Qur'an, yang dalam pandangannya adalam memberikan bentuk perumpamaan (darb al-masal). Akan tetapi, hal tersebut dilakukan dalam rangka mengungkap sinergitas antara proses penurunan al-Qur'an denga perjalanan dakwah Muhammadiyyah. Inilah yang ia sebur dengan membaca al-Qur'an dengan sirah, dan membaca sirah dengan al-Qur'an (qira'ah al-Qur'an bi al-sirah wa qira'ah al-sirah bi al-Qur'an). %K kisah al-Qur'an, pemikiran al-Jabiri, sistematika tartib nuzuli %D 2010 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %L digilib4345