TY - CHAP CY - Bandung ID - digilib43578 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43578/ A1 - Adib Sofia, - Y1 - 2011/05// N2 - Banyaknya pembahasan terhadap citra perempuan dalam karya sastra menimbulkan pertanyaan mengapa pengungkapan citra menjadi urgen untuk diungkap. Dari uraian di atas terlihat bahwa citra perempuan dalam karya sastra perlu diungkap untuk menampilkan perempuan sebagai korban yang ditekan, disalahtafsirkan, serta disepelekan oleh tradisi patriarki yang dominan. Di pihak lain, pengungkapan citra perempuan juga dimaksudkan untuk menunjukkan tokoh-tokoh perempuan yang kuat dan mendukung nilai-nilai ferminis. Namun, jika melihat kepada gerakan feminis, terutama feminis gelombang kedua yang mulai bergerak dari ranah praktis ke ranah teoretis, sebuah karya sastra dapat dijelaskan sebagai forum bagi perempuan, membantu meraih kesejajaran kultural, menyediakan model utama masyarakat, mempromosikan hubungan antarpe empuan, atau mampu mendorong bangkitnya kesadaran. Salah satu pemikiran dalam Kritik Sastra Feminis adalah melihat karya sastra sebagai soft deconstruction yang dapat mengalihkan pusat perhatian konstruksi dari realitas maskulin ke realitas feminin. Kedua belas cerita karya Kuntowijoyo yang dibahas dalam tulisan ini mengungkap relasi kuasa yang setara antara perempuan dengan laki-laki dan penegasan bahwa perempuan bukan objek kekerasan serta mampu berperan serta menjadi pemimpin masyarakat. Dengan demikian, cerita-cerita karya Kuntowijoyo tersebut dapat dipandang memiliki kekuatan sebagai soft deconstruction untuk mengubah pemikiran masyarakat tentang perempuan secara perlahan. PB - Jurdiksastrasia FBBS UPI KW - Feminis; Perempuan SN - 978-979-97888-6-3 TI - Pemikiran Pokok Gerakan Feminis dan Implementasinya dalam Kritik Sastra Feminis SP - 128 AV - public EP - 142 T2 - Pendidikan Sastra Dan Karakter Bangsa : Bunga Rampai Purna Bakti ER -