%0 Thesis %9 Skripsi %A ‘AINATU MASRURIN, NIM:13530004 %B UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA %D 2020 %F digilib:43713 %I FAKULTAS USHULUDDIN %K Living Qur’a>n, Resepsi Estetis, Nagam %P 182 %T NAGAM DAN LIVING QURAN DI TANAH JAWA :STUDI KASUS RESEPSI ESTETIS PEMBACAAN AL-QURA>’N DI PP. TARBIYATUL QUR’A>N NGADILUWEH KEDIRI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43713/ %X Penelitian ini membahas tentang transmisi lagu/nagam al-Qur`a>n di Pesantren Tarbiyatul Qur`a>n Ngadiluweh, Kediri, Jawa Timur. Fokus pembahasan penelitian ini adalah (pengajaran) pembacaan al-Qur’a>n dengan menggunakan nagam dan praktik-praktik yang mendukung proses tersebut. Penelitian ini, juga mengungkap pengalaman yang dialami oleh santri maupun alumni. Subyek ini dipilih karena memiliki praktik pembacaan yang unik, terutama dengan melibatkan dimensi spiritual melalui riya>d{ah untuk mendapatkan kesempurnaan performa pembacaan. Lebih jelasnya penelitian ini menggunakan pembacaan nagam di pesantren tersebut, serta resepsi estetis terhadap al-Qur’a>n dan dinamika yang menyertainya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif-kualitatif dan fenomenologi. Beberapa teknik pengumpulan yang peneliti lakukan adalah observasi, wawancara, terlibat, dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Qur`a>n dengan nagam di Pesantren Tarbiyatul Qur’a>n sudah berlangsung sejak tahun 1973 M, penerimaan yang telah berlangsung 47 tahun ini terjadi pada tiga waktu tertentu yaitu 21 hari di bulan Ramadha>n, 6 hari di bulan Dzulhijjah, dan pernah 5 hari di bulan Maulid tapi sudah dihapuskan. Peserta kegiatan ini mayoritas adalah santri kalong (bukan mukim) yang normalnya menetap di pesantren-pesantren salaf besar di wilayah karisidenan Kediri. Belakangan ini cakupan pesantren asal peserta meluas hingga ke luar pulau Jawa. Latar belakang ini menjelaskan pemilihan waktu pembelajaran di tiga (sekarang dua) periode tersebut, karena bulan-bulan tersebut adalah ‘bulan libur’ dalam kalender akademik pesantren salaf. Dalam periode yang singkat ini, materi yang diajarkan di Pesantren Tarbiyatul Qur’a>n juga praktik latihan disusun sepadat mungkin dan disesuaikan dengan yang dibutuhkan untuk praktik kompetisi al-Qur’a>n (MTQ). Perlu dicatat bahwa materi tersebut sama di tiap tahunya. Juga ada penghapusan periode Maulid karena terjadi perubahan kebijakan libur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa resepsi pembacaan al-Qur’a>n dengan nagam tidak terlepas dari: Pertama, Quranic Competition (MTQ) yang dimaksuddkan sebagai panggung bagi para santri peserta untuk mengasah teknik dan mental. Kedua, Spiritual Excercise (Riya>d}ah/ tirakat) yang terkait dengan usaha secara batiniyah seorang qa>ri’ untuk mencapai kualitas batin dan kekhusyukan dalam membaca al-Qur’a>n dengan nagam. Ritual tersebut adalah puasa Dawud, puasa 7 hari dengan tujuan ‘nyuprih’ suara Nabi Daud a.s., membaca doa ‘Ain al-Qur’a>n, dan Mahabbah Asma Nabi Yusuf dan Adam. Ini dilakukan dengan tujuan utama; agar mereka bisa memberi pengalaman ilahiah pada audiens dan menjaga diri dari penyakit haati semacam rasa bangga dan ‘ujub. Ketiga, keterlibatan langsung seorang Qa>ri’ dalam masyarakat melalui berbagai kegiatan baik yang bersifat relijius ataupun non-relijius, baik formal ataupun in- dan non-formal. Dalam beberapa kasus, para qa>ri’ juga diberi otoritas keagamaan oleh masyarakat. %Z Ahmad Rafiq Ph.D,