@phdthesis{digilib43786, month = {April}, title = {PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS CACAT PADA KEMASAN PRODUK TORTILLA}, school = {FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI}, author = {NIM. 17106060038 SEPTIYAN TRI YUDHA}, year = {2021}, note = {Dr. Yandra Rahadian Perdana, ST., MT}, keywords = {Pengendalian Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Level Sigma}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43786/}, abstract = {PT. Dua Kelinci merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi makanan ringan. Salah satu yang diproduksi adalah produk Tortilla. Produk tersebut mengalami permasalahan pengendalian kualitas pada saat proses pengemasan. Permasalahan yang terjadi adalah kemasan nyacah, nandes, bocor, melipat, dan t-seal tidak tertutup rapat. Hal tersebut membuat produk tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan perusahaan, yaitu tanpa mengalami kecacatan saat di proses tahap akhir. Kemasan produk yang cacat tersebut membuat kerugian bagi perusahaan karena mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan pengerjaan ulang di proses pengemasan. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan suatu identifikasi untuk mengetahui sebab dan akibat dari kecacatan serta melakukan upaya untuk meminimalisir tingkat kecacatan. Penelitian ini menggunakan metode six sigma tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Berdasarkan analisis data, faktor yang menyebabkan kecacatan paling dominan pada kemasan produk Tortilla adalah faktor manusia, mesin, dan metode. Untuk meminimalisir kecacatan, terdapat usulan yang dapat diterapkan di perusahaan, yaitu melakukan pelatihan berjenjang kepada operator, menggunakan sensor pada mesin pengemasan dan melakukan penjadwalan waktu istirahat kepada operator. Kemudian, hasil dari pengolahan data didapatkan Defect Per Million Opportunity (DPMO) sebesar 2.715 yang berarti cacat kemasan terjadi setiap 2.715 persatu juta kesempatan serta level sigma pengemasan produk Tortilla adalah 4,29 yang menunjukkan bahwa level sigma pengemasan produk Tortilla telah mencapai rata-rata industri USA dan masih bisa ditingkatkan lagi menjadi rata-rata industri Jepang dan industri kelas dunia.} }