TY - THES N1 - Pembimbing: 1. DRS. H. FUAD ZEIN, M.A. 2. H. WAWAN GUNAWAN, M.AG. ID - digilib4400 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4400/ A1 - TUGIRAN - NIM. 05360076 , Y1 - 2010/04/28/ N2 - ABSTRAK Mengenai aurat perempuan para ulama dalam memahami lafal illa ma zahara minha mengalami perbedaan pendapat yakni bahwa hiasan yang bersifat khilqiyyah atau melekat adalah sebagian besar jasad perempuan,khususnya wajah, kedua pergelangan tangan, kedua siku sampai dengan bahu,payudara, kedua betis dan rambut. Sedangkan hiasan yang diupayakan adalah hiasan yang merupakan hal-hal yang lumrah di pakai perempuan seperti perhiasan, peredaan pakaian dan memperindahnya dengan warna-warni. Demikian juga pacar, celak, siwak dan sebagainya. Dalam skripsi ini dibahas pemikiran dua orang pemikir Islam tersebut yaitu Syahrur dan Yusuf Al- Qaradawi dengan melakukan pendekatan deskripitif-analitis-komparatif setelah melakukan kajian dan pengumpulan data yang secukupnya terhadap literatur-literatur mereka. Maupun literarur yang berhubungan dengan masalah tersebut. Syahrur sebagai seorang ulama yang dikenal dengan aliran liberalisme keagamaan (religius liberalism), mencoba menawarkan metodologi baru dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an dengan menggunakan teori batas (nazariah alhudud) sehingga ketika Syahrur menetapkan batasan aurat perempuan terkesan sangat longgar. Ia menyatakan bahwa terdapat batas minimal aurat perempuan yang harus di tutupi oleh seorang perempuan yaitu menutup bagian dada, ketiak, pantat dan kemaluan. Sedangkan batas maksimalnya adalah dengan menutup seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Lain halnya dengan Yusuf al-Qaradawi yang mencoba menggunakan ijtihad intiqa'i dan ijtihad Insya'i dalam memahami ayat tentang aurat perempuan. Ia dalam memahami ayat ma zahara minha yakni meliputi wajah dan kedua telapak tangan, serta perhiasan lain yang wajar, tidak berlebihan dan tidak bermewah-mewahan misalnya cincin di tengah ataupun celak dimata. Pada dasarnya wanita dalam Islam memiliki posisi dan martabat yang paling tinggi.Walaupun demikian dalam realitas kehidupan masih sering di jumpai adanya diskriminasi, eksploitasi dan pelecehan terhadap kaum wanita. Secara umum, setiap kali pemikiran dan peradaban meningkat dan berkembang, manusia tidak akan melihat wanita dari satu sisi saja. Umpamanya, ia tidak akan melihat wanita dari sisi kecantikannya, dengan pandang integral dan dari berbagai sisi akal, kecantikan, akhlak dan semangat keberagamannya. Dari sinilah dapat ditarik kesimpulan bahwa dari kedua pandangan tersebut memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Dengan demikian, pembahasan tentang perbandingan aurat perempuan menurut Syahrur dan Yusuf akan lebih menarik di tengah krisis akhlak yang terjadi dalam dunia islam sekarang ini. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - aurat perempuan KW - teori batas (nazariah alhudud) M1 - skripsi TI - PANDANGAN MUHAMMAD SYAHRUR DAN YUSUF AL-QARADAWI TENTANG AURAT PEREMPUAN AV - restricted ER -