%0 Thesis %9 Skripsi %A Ma’rifah Ladzuni, NIM.: 16530040 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2020 %F digilib:44102 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Tatib Nuzuli, Al-jabiri, Kisah Ashabul Ukhdud dan Ashabul Qaryah, Fahm al-Qur‟ān al-Hakīm at-Tafsir al-Waḍiḥ Hasb Tartib al-Nuzūl %P 146 %T KISAH ASHABUL UKHDUD DAN ASHABUL QARYAH DALAM AL- QUR’AN (STUDI TERHADAP KITAB FAHM AL-QUR’ĀN AL-HAKĪM AL- TAFSĪR AL-WĀDIH HASB TARTIB AL-NUZŪL KARYA M. ABID AL-JABIRI) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44102/ %X Sejarah dan Tafsir merupakan dua disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Namun para sarjanawan berupaya mengintegrasikan keduanya, pada ranah kajian tafsir hal ini dilakukan oleh M. „Ābid al-Jabiri melalui model tafsir Nuzulinya, menurutnya jika menggunakan al-Qur‟an nuzuli maka lebih mudah menemukan dialektika antara turunnya ayat dengan proses perjalanan dakwah nabi. Al-jabiri menaruh perhatian lebih pada Kisah-kisah al-Qur‟an dengan karya-nya Madkhal ilā al-Qur‟ān al-Karīm dan Fahm al-Qur‟ān al-Hakīm at-Tafsir al-Waḍiḥ Hasb Tartib al-Nuzul. Al-jabiri berupaya mengkontekstualisasikan pemahaman terhadap al-Qur‟an sehingga nilainilai yang ada akan mudah tersampaikan kepada pembaca. Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil tokoh al-Jabiri dalam menafsirkan kisah Ashabul Ukhdud dan Ashabul Qaryah, dengan harapan penulis dapat menarik nilai-nilai yang terkandung dalam kisah tersebut, sebagai ibrah dan pelajaran. Dengan menggunakan metode diskriptif-analistis fokus pada literatur yang berkaitan dengan penelitian. Adapun pengumpulan data menggunakan metode kualitatif, selanjutnya penelitian ini berupaya mengungkap bagaimana penafsiran alJabiri terhadap Kisah Ashabul Ukhdud dan Ashabul Qaryah dalam kitab Fahm alQur‟ān al-Hakīm at-Tafsir al-Waḍiḥ Hasb Tartib al-Nuzul dengan begitu penulis dapat menarik nilai-nilai yang terkandung dalam kisah tersebut, sebagai ibrah dan pelajaran. Adapun hasil dari penelitian yaitu setiap kisah dalam al-Qur‟an mempunyai kontribusi terhadap dakwah nabi diantaranya: 1.Sebagai bukti kebenaran risalah yang dibawa, 2.Penghibur, penguat hati nabi dan orang-orang beriman agar senantiasa bersabar, atas perlakuan orang-orang kafir berupa tuduhan-tuduhan, siksaan, intimidasi dsb. Surah al-Buruj masuk periode pertama pada tartib nuzuli, ruang lingkup pembahasan (Uluhiyyah, Rububiyyah, dan Nubuwwat) sehingga kandungan surah sebatas peringatan, penguat pondasi akidah dan tauhid, serta penghayatan iman. selain itu wahyu perintah hijrah kedua kalinya ke-Habasyah (QS. An-Najm:62) hanya selang dua surah (asy-Syams dan „Abasa) dengan begitu kemungkinan besar kondisi kota Makkah memang belum sepenuhnya aman. Sedangkan al-Jabiri menempatkan surah yâsîn periode ke-3 pelarangan perbuatan syirik dan menganggap bodoh penyembahan terhadap berhala, keseluruhan surah yâsîn mengandung pembahasan yang kompleks seperti: Sumpah Allah bahwa nabi Muhammad benarbenar seorang rasul, Mayoritas orang-orang kafir akan diadzab, peringatan hanya bermanfaat bagi orang-orang yang takut kepada Allah dll. Dengan kekompleksitasan suatu surah menggambarkan perjalanan dakwah nabi yang semakin berkembang dikalangan orang-orang Makkah dan sekitar-Nya. Nilai-nilai moral diantara lain: pentingnya menaati pemimpin dengan kriteria yang sudah ditentukan, bersikap Acuh pada Kebenaran, bersikap sabar dan berserah diri kepada Allah swt, menanamkan semangat dalam diri seperti spirit dakwah para utusan, Larangan menindas kaum yang lemah. Sejarah dan Tafsir merupakan dua disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Namun para sarjanawan berupaya mengintegrasikan keduanya, pada ranah kajian tafsir hal ini dilakukan oleh M. „Ābid al-Jabiri melalui model tafsir Nuzulinya, menurutnya jika menggunakan al-Qur‟an nuzuli maka lebih mudah menemukan dialektika antara turunnya ayat dengan proses perjalanan dakwah nabi. Al-jabiri menaruh perhatian lebih pada Kisah-kisah al-Qur‟an dengan karya-nya Madkhal ilā al-Qur‟ān al-Karīm dan Fahm al-Qur‟ān al-Hakīm at-Tafsir al-Waḍiḥ Hasb Tartib al-Nuzul. Al-jabiri berupaya mengkontekstualisasikan pemahaman terhadap al-Qur‟an sehingga nilainilai yang ada akan mudah tersampaikan kepada pembaca. Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil tokoh al-Jabiri dalam menafsirkan kisah Ashabul Ukhdud dan Ashabul Qaryah, dengan harapan penulis dapat menarik nilai-nilai yang terkandung dalam kisah tersebut, sebagai ibrah dan pelajaran. Dengan menggunakan metode diskriptif-analistis fokus pada literatur yang berkaitan dengan penelitian. Adapun pengumpulan data menggunakan metode kualitatif, selanjutnya penelitian ini berupaya mengungkap bagaimana penafsiran alJabiri terhadap Kisah Ashabul Ukhdud dan Ashabul Qaryah dalam kitab Fahm alQur‟ān al-Hakīm at-Tafsir al-Waḍiḥ Hasb Tartib al-Nuzul dengan begitu penulis dapat menarik nilai-nilai yang terkandung dalam kisah tersebut, sebagai ibrah dan pelajaran. Adapun hasil dari penelitian yaitu setiap kisah dalam al-Qur‟an mempunyai kontribusi terhadap dakwah nabi diantaranya: 1.Sebagai bukti kebenaran risalah yang dibawa, 2.Penghibur, penguat hati nabi dan orang-orang beriman agar senantiasa bersabar, atas perlakuan orang-orang kafir berupa tuduhan-tuduhan, siksaan, intimidasi dsb. Surah al-Buruj masuk periode pertama pada tartib nuzuli, ruang lingkup pembahasan (Uluhiyyah, Rububiyyah, dan Nubuwwat) sehingga kandungan surah sebatas peringatan, penguat pondasi akidah dan tauhid, serta penghayatan iman. selain itu wahyu perintah hijrah kedua kalinya ke-Habasyah (QS. An-Najm:62) hanya selang dua surah (asy-Syams dan „Abasa) dengan begitu kemungkinan besar kondisi kota Makkah memang belum sepenuhnya aman. Sedangkan al-Jabiri menempatkan surah yâsîn periode ke-3 pelarangan perbuatan syirik dan menganggap bodoh penyembahan terhadap berhala, keseluruhan surah yâsîn mengandung pembahasan yang kompleks seperti: Sumpah Allah bahwa nabi Muhammad benarbenar seorang rasul, Mayoritas orang-orang kafir akan diadzab, peringatan hanya bermanfaat bagi orang-orang yang takut kepada Allah dll. Dengan kekompleksitasan suatu surah menggambarkan perjalanan dakwah nabi yang semakin berkembang dikalangan orang-orang Makkah dan sekitar-Nya. Nilai-nilai moral diantara lain: pentingnya menaati pemimpin dengan kriteria yang sudah ditentukan, bersikap Acuh pada Kebenaran, bersikap sabar dan berserah diri kepada Allah swt, menanamkan semangat dalam diri seperti spirit dakwah para utusan, Larangan menindas kaum yang lemah. %Z Pembimbing : Prof. Dr. Muhammad, M.Ag