%0 Thesis %9 Skripsi %A Fadhlinaa ‘Afiifatul ‘Aarifah, NIM.: 16530052 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2021 %F digilib:44129 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Intertekstualitas, Metode Penafsiran al-Qur’an, Angelika Neuwrith, Pemahaman Kontekstual. %P 81 %T INTERTEKSTUALITAS DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN (STUDI ANALISIS INTERTEKSTUALITAS ANGELIKA NEUWRITH) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44129/ %X Apabila merujuk kepada sejarah penafsiran al-Qur’an, metode intertekstualitas telah dilakukan sejak tahun pertama hijriah oleh para mufassir muslim hanya saja belum menggunakan istilah intertekstualitas. Metode intertekstualitas dalam tradisi penafsiran muslim terhadap kitab-kitab sebelumnya seringkali disebut dengan isrāīliyyāt meskipun sebenarnya metode tersebut tidak hanya terbatas dengan teks-teks kitab sebelumnya. Istilah intertekstualitas lahir dari kajian sastra sebagai pengembangan dari teori dialogism Michael Bakhtin. Istilah tersebut digagas oleh Julia Kristeva. Dewasa ini, metode intertekstualitas dalam penelitian penafsiran al-Qur’an dikalangan sarjana muslim cenderung marak. Akan tetapi kerja intertekstualitas tersebut hanya difahami sebagai hubungan antar teks-teks, sedangkan aksiologi dari epistemologi istilah tersebut masih dikesampingkan. Oleh karena itu, penelitian ini akan berangkat dari pembahasan perkembangan metode intertekstualitas dalam penafsiran al-Qur’an. Angelika Neuwrith merupakan salah satu tokoh yang mempopulerkan istilah dan metode intertekstualitas dalam penafsiran al-Qur’an dengan melakukan pendekatan sastra dan sejarah (sesuai dengan gagasan Kristeva) meskipun sebenarnya Angelika Neuwrith tidak semata-mata mengafirmasi gagasan Julia kristeva. Lebih dari itu, Neuwrith memiliki pandangan ke depan yang lebih besar yaitu adanya proyek corpus coranicum. Oleh karena itu, metode intertekstualitas Neuwrith cenderung diterima oleh semua kalangan, baik sarjana barat maupun sarjana muslim. Hal tersebut memberikan dampak pemahaman kontekstual al-Qur’an yang cukup signifikan khususnya pada ranah kajian akademik maupun masyarakat barat sebagaimana tujuan dari proyek besar corpus coranicumnya. Proyek corpus coranicum Neuwrith, berangkat dari tiga agenda besar. Akan tetapi, penelitian ini hanya fokus terhadap agenda intertekstualitas meskipun tidak dapat dipungkiri apabila berkaitan dengan dua agenda lainnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis. %Z Pembimbing : Dr. Phil. Sahiron, M.A.