%0 Thesis %9 Skripsi %A Nur Azka Inayatussahara, NIM.: 16531009 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2020 %F digilib:44131 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Ibn al-‘Arabī, Ta’wīl, Qānūn al-Ta’wīl, al-Gazālī, Asy‘ariyyah %P 135 %T KONSEP TA’WIL MENURUT ABU BAKR IBN AL-‘ARABI (STUDI ATAS KITAB QĀNŪN AL-TA’WĪL) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44131/ %X Ta’wīl merupakan salah satu metode untuk memahami Al-Qur’an di samping tafsīr. Konsep ini sudah lama diperbincangkan di kalangan sarjana muslim sejak lama, seperti oleh Ibn Qutaibah (w. 276 H) dan al-Ṭabarī (w. 310 H). Jika dibandingkan dengan tafsīr, ta’wīl lebih dekat dengan makna batin. Secara historis pembicaraan mengenai ta’wīl kerap kali mengundang polemik, bahkan banyak dibenci. Di tengah beragam perdebatan mengenai ta’wīl, Abū Bakr ibn al-‘Arabī (w. 543 H), seorang qāḍī Mālikī dari Andalusia, menulis karya yang berjudul Qānūn al-Ta’wīl yang turut berkontribusi dalam pembangunan konsep ini. Jika dikaitkan dengan latar belakang keilmuannya yang bermazhab Mālikī, hal ini cukup menarik, karena mazhab tersebut dikenal tradisional, sementara konsep ta’wīl sendiri dekat dengan pemikiran rasional. Di sisi lain, Ibn al-‘Arabī sendiri secara pemikiran cukup banyak dipengaruhi oleh al-Gazālī (w. 505 H) yang cukup banyak dibenci di Barat Islam. Pertanyaan yang ingin dijawab kemudian adalah, apa pengertian ta’wīl Ibn al-‘Arabī, bagaimana konsep ta’wīl Ibn al-‘Arabī, serta bagaimana keterpengaruhan ta’wīl-nya oleh al-Gazālī. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbasis library research yang menggunakan metode deskriptif analitis. Langkah penelitian dimulai dari pengumpulan data mengenai konsep ta’wīl yang dikemukakan oleh para sarjana, penjelasan latar belakang pemikiran Ibn al-‘Arabī, rekonstruksi konsep ta’wīl yang dikemukakan Ibn al-‘Arabī dalam kitabnya, lalu perbandingan pemikirannya dengan pemikiran al-Gazālī. Teori yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah teori sosiologi pengetahuan, di mana teori tersebut berfungsi untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan eksistensi, khususnya untuk mengamati kondisi historis yang memengaruhi pemikiran Ibn al-‘Arabī. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Ibn al-‘Arabī memaknai ta’wīl sama dengan tafsīr, yaitu penjelasan dan penafsiran dalam artian umum. Konsep yang ia kemukakan melingkupi klasifikasi ‘ulūm al-Qur’ān yang jumlahnya ada tiga, yaitu tauḥīd, tażkīr, dan aḥkām, di mana makna yang umum tadi akan menjadi spesifik ketika ada kontradiksi naṣṣ dengan akal. Secara konsep, ia mengemukakan soal muḥkam-mutasyābih, langkah-langkah yang dilakukan untuk menemukan makna, dan perumpamaan, yang secara garis besar ada dalam kebahasaan. Sementara itu, tatkala terjadi kontradiksi naṣṣ dengan akal, ia sepemikiran dengan al-Gazālī dalam hal akal sebagai dasar. Ibn al-‘Arabī terpengaruh oleh pemikiran al-Gazālī tentang ta’wīl saat menakwilkan QS. al-A‘rāf [7]: 8 dalam Qānūn, sementara dalam kitab lainnya ada perbedaan. Pemikiran rasional yang dibawanya ke Andalusia sangat bertolak belakang dengan kondisi di sana. Namun, ia dapat membawa pengaruh pemikirannya itu dengan baik, sehingga mazhab Asy‘ariyyah yang rasional mulai banyak dikenal di Andalusia. %Z Pembimbing : Drs. Muhammad Mansur, M.Ag.