TY - THES N1 - Pembimbing : Dr. Nurun Najwah M.Ag ID - digilib44136 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44136/ A1 - Siti Aminah, NIM.: 16550017 Y1 - 2020/11/17/ N2 - Di Indonesia terdapat beraneka ragam tradisi yang memiliki ciri khas masing-masing dari setiap daerah. Salah satunya ada pembacaan shalawat burdah. Meskipun pembacaan shalawat burdah sudah tersebar luas diseluruh penjuru Indonesia, tetapi tradisi pembacaan shalawat burdah di Masjid Kamaluddin memiliki ciri khas yang berbeda dari yang lainnya, yaitu berdirinya tradisi tersebut dilandasi oleh hadis Nabi yang menjadi pedoman sang pendiri serta tokoh agama setempat. Bermula dari sebuah hobi dan keinginan sang pendiri agar dapat memperkenalkan urgensi pembacaan shalawat, kini tradisi shalawat burdah di Masjid Kamaluddin berkembang pesat dan menjadi sebuah majelis shalawat burdah yang banyak diminati oleh masyarakat terutama para pecinta shalawat. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif-analitik. Teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu teori konstruksi sosial milik Peter L. Berger karena sesuai dengan obyek penelitian, yaitu kegiatan keagamaan di Pedukuhan Krapyak Wetan yang melibatkan masyarakat disekitar sehingga terjadi proses konstruksi antara individu dengan masyarakat yang kemudian menghasilkan suatu majelis rutin shalawat burdah. Berdirinya majelis shalawat burdah di Masjid Kamaluddin berpedoman pada sebuah hadis tentang keutamaan membaca shalawat. Majelis shalawat burdah ini memiliki keunikan, antara lain dihadiri oleh para Habib secara istiqomah, jamaah yang hadir tidak hanya dari masyaraat sekitar saja, dan tidak ada penarikan biaya apapun. Terbentuknya majelis ini tak lepas dari proses konstruksi sosial yang terbagi ke dalam tiga tahapan. Pertama proses eksternalisasi, yaitu bermula dari bapak Yussi Rizal beserta para pemuda di Pedukuhan Krapyak Wetan yang gemar mengikuti majelis shalawat burdah Habib Rifqi di Sleman, kemudian melahirkan suatu majelis sendiri yang didirikan di Masjid Kamaluddin. Jamaah yang hadir hingga saat ini mencapai sekitar dua ratus lima puluh hingga tiga ratus orang setiap bulannya. Selanjutnya proses obyektivasi, yaitu majelis shalawat burdah tersebut memberikan pengaruh positif bagi masyarakat disekitar, antara lain menjadi wadah silaturrahim antarwarga Pedukuhan Krapyak Wetan, menambah ghirah terhadap pembacaan shalawat, memberikan peluang untuk bersedekah, dll. Sedangkan proses internalisasi yang terjadi dalam majelis ini terbagi ke dalam 4 bagian, yaitu keutamaan membaca shalawat, keutamaan bersedekah, keutamaan mengajak kepada kebaikan dan keutamaan menghadiri majelis ilmu. Proses kontruksi sosial terjadi secara berulang dan menimbulkan beragam inovasi dalam majelis shalawat burdah di Masjid Kamaluddin. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Shalawat Burdah KW - Masjid Kamaluddin KW - Konstruksi Sosial M1 - skripsi TI - TRADISI SHALAWAT BURDAH DI MASJID KAMALUDDIN KRAPYAK YOGYAKARTA (STUDI LIVING HADIS) AV - restricted EP - 109 ER -