TY - THES N1 - Pembimbing : 1. Drs. ABD. HALIM, M. Hum. 2. FATHURRAHMAN, S. Ag., M. Si. ID - digilib4419 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4419/ A1 - ARMAN SURIYONO NIM : 02361553, Y1 - 2010/04/29/ N2 - Sebagai umat Muhammad, setiap muslim diwajibkan menaati segala syari'at yang dibawa dan sunnah yang diajarkan oleh Beliau di antaranya menikah. Pemahaman akan syari'at maupun sunnah dapat kita peroleh dengan mempelajari fatw-fatwa sahabat maupun fuqaha. Sebuah syari'at dalam penerapannya tak jarang berbeda antara satu fuqaha dengan fuqaha yang lain tergantung sejauh mana masing-masing dapat memahami perintah atau aturan dalam syari'at atau sunnah tersebut. Banyaknya pendapat yang berbeda di kalangan fuqaha menuntut kita untuk benar-benar cermat sebelum mengikuti salah satu pendapat. Di antara fuqaha yang banyak diikuti pendapatnya adalah asy-Syafi'i dan Ibnu Qayyim al-Jawjiyyah. Permasalahan yang timbul ketika mengikuti pandangan asy-Syafi'i tentang persetujuan orang tua dalam pernikahan adalah hak-hak perempuan terasa terabaikan. Ketika mengikuti pandangan Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, justru orang tua terasa kurang dihormati. Penyusun tertarik untuk meneliti bagaimana pandangan dan argumen asy-Syafi'i dan Ibnu Qayyim al-Jawjiyyah tentang persetujuan orang tua dalam pernikahan. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang sumber datanya diperoleh dengan cara mengumpulkan data-data tertulis yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti, kemudian dipelajari atau ditelaah. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan menelaah pandangan asy-Syafi'i dan Ibnu Qayyim dalam kitab yang mereka susun, juga kitab-kitab atau tulisan fuqaha lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Penelaahan terhadap pandangan asy-Syafi'i digali dari kitab al-Umm, sedang penelaahan terhadap pandangan Ibnu Qayyim al-Jawziyyah digali dari kitab Zad al-Ma'ad. Kitab-kitab atau tulisan lain sebagai pendukung diantaranya : al-Risalah, Syarh al- Muhadzib, Manhaj aqidah Imam asy-Syafi'i, I'lam al- Muwaqi'in, Jami' al-Fiqh li Ibni al-Qayyim, Fiqh amp;#8216;ala Mazahib al- amp;#8216;Arba'ah, Fiqh Lima Mazhab, Bidayah al-Mujtahid, Ibnu Qayyim Berbicara Tentang Tuhan, dan literatur lain yang masih berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Sifat penelitian ini adalah deskriptif komparatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan pandangan dan argumen tokoh yang diteliti tentang suatu kasus tertentu seperti asy-syafi'i dan Ibnu qayyim al-Jawziyyah dalam pandangan tentang persetujuan orang tua dalam pernikahan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ushul fiqh yaitu sebuah pendekatan dengan menggunakan kaidah-kaidah atau teori-teori ushul fiqh. Setelah dilakukan penelitian, Dipahami bahwa menurut asy-Syafi'i seorang gadis yang akan menikah wajib mendapat persetujuan dari orang tuanya dalam hal ini adalah ayah dengan alasan: Pertama, perwalian menurut asy-Syafi'i harus tartib (berurut), dan ayah dalam perwalian menempati posisi pertama. Kedua, adanya dalil yang dipahami mafhum-nya bahwa bagi seorang gadis yang lebih berhak terhadap dirinya adalah walinya. Sedang menurut Ibnu Qayyim al- Jawziyyah seorang gadis yang sudah dewasa boleh menikah tanpa persetujuan menurut Ibnu Qayyim ditemukan jelas dalil manthuq yang memberi pengertian bahwa seorang gadis dewasa adalah yang paling berhak terhadap dirinya sendiri. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - Pernikahan KW - Restu Orang tua M1 - skripsi TI - PERSETUJUAN ORANG TUA DALAM PERNIKAHAN ( STUDI KOMPARASI ATAS PANDANGAN ASY- SYAFI'I DAN IBNU QAYYIM AL-JAWZIYYAH ) AV - restricted ER -