%A NIM.: 1620510069 M. Sukron Farda %O Pembimbing : Ahmad Muttaqin, M.A, Ph.D. %T SIMBOLISASI KEKERASAN DALAM SEDEKAH BUMI (STUDI CONFLICT PREVENTIVE TERHADAP RITUAL SEDEKAH BUMI JEMBUL DESA BANYUMANIS KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN JEPARA) %X Penilitian ini dilakukan di wilayah Desa Banyumanis Donorojo Jepara, dengan judul Simbolisasi Kekerasan dalam Sedekah Bumi (Studi Conflict Preventive Terhadap Ritual Sedekah Bumi Jembul Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara). Riset ini untuk menjawab tiga hal; Pertama Bagaimana pelaksanaan sedekah bumi jembul di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara? Kedua, Mengapa terdapat simbolisasi kekerasan dalam ritual Sedekah Bumi Jembul Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara? Dan yang ketiga Apa relevansi simbolisasi kekerasan dalam ritual sedekah bumi jembul terhadap pencegahan konflik sosial di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sehingga aksentuasinya berupa data deskriptif, dan hasil wawancara yang kemudian dianalisis menggunakan teori interaksionisme simbolik dan pencegahan konflik, fungsinya, untuk melihat lebih dalam terkait ritual sedekah bumi jembul yang didalamnya terkandung makna dan simbol yang diilhami masyarakat Desa Banyumanis. Melalui pemaknaan dari simbol pada ritual sedekah bumi jembul, masyarakat Desa Banyumanis memiliki instrumen budaya yang berfungsi sebagai media pencegahan konflik sosial. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, ada tiga tahapan pelaksanaan upacara ritual sedekah bumi jembul Desa Banyumanis, yang pertama, adalah penjemputan, perangkat desa menjemput jembul untuk dibawa ke rumah Kepala Desa, yang kedua, ritualisasi Sedekah Bumi Jembul dengan beberapa tahap diantaranya; mengitari jembul tiga kali, mencuci kaki kepala desa, selametan dan resikan, yang ketiga pembubaran jembul. Tiap tahapannya mengandung makna yang tersembunyi, yang tersirat dari simbol-simbol. yang tujuan utamanya berdo’a bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa, memohon keselamatan dan mengingatkan arti penting persatuan dan kesatuan. Kedua, praktek simbolisasi kekerasan terjadi pada proses pembubaran jembul. Ketiga jembul saling memperebutkan dan mempertahankan golek raja yang ada pada Jembul Krajan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya simbolisasi kekerasan dalam sedekah bumi jembul, diantaranya, adanya perebutan golek raja, pengaruh alkohol, pengaruh cuaca, persaingan antar kelompok dan dendam yang diwariskan. Ketiga, penulis menemukan fakta bahwa ritual sedekah bumi jembul menjadi instrumen budaya yang mampu mencegah warga masyarakat melakukan konflik sosial dalam skala besar. Relevansi ritual sedekah bumi terhadap pencegahan konflik antara lain, adanya peran pemerintah desa dan dewan adat serta partisipasi masyarakat dalam mentransformasikan momen sedekah bumi jembul untuk merekatkan kembali persatuan dan kerukunan dalam bingkai keanekaragaman, memupuk rasa solidaritas sosial, dengan tujuan bersama membangun desa menuju kemakmuran, kesejahteraan. Dan yang utama, bersama-sama memiliki harapan tentang keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Banyumanis. %K Pencegahan Konflik, Sedekah Bumi Jembul, Tradisi, Konflik Sosial %D 2020 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib44525