%0 Thesis %9 Masters %A Wahid Nurrohman, NIM.: 16205010079 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2020 %F digilib:44607 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Sistem AGIL, Budaya, Agama, Perhitungan Pernikahan. %P 128 %T POLA INTEGRASI ANTARA AGAMA DAN BUDAYA: STUDI ATAS TRADISI PERHITUNGAN PERKAWINAN DI DESA CANDIRENGGO, KEC. AYAH, KAB. KEBUMEN %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44607/ %X Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji tentang pola integrasi agama dan budaya terutama pada tradisi perhitungan pernikahan di desa Candirenggo kab. Kebumen. Tradisi perhitungan pernikahan digunakan oleh masyarakat Candirenggo untuk mencari hari baik dilaksanakannya proses pernikahan baik untuk hari akad maupun resepsi. Tradisi ini masih banyak dipercaya dan dipraktikkan oleh masyarakat Candirenggo. Akan tetapi, di era modernitas saat ini terjadi perubahan utamanya kaum muda dalam mempercayai dan mempraktikkan tradisi tersebut. Hal ini disebabkan karena ada pertemuan dua budaya berbeda yang terjadi di kaum muda Candirenggo. Selain tantangan modernitas, tantangan dari agama juga berpengaruh dalam kepercayaan dan praktik perhitungan pernikahan. Penelitian ini merumuskan dua permasalahan yang diangkat, pertama bagaimana tanggapan masyarakat Candirenggo atas tradisi perhitungan hari baik; Kedua, bagaimana pola integrasi dan konflik antara agama dan budaya di Candirenggo. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan objek penelitian pada masyarakat Candirenggo Kab. Kebumen. Adapun data penelitian ini ada dua yaitu data primer yang dicari melalui wawancara dan data sekunder yang dilakukan melalui literature terkait. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konflik positif Lewis A. Coser dan teori sistem sosial AGIL (Adapatasi, goal attainment, integrasi, dan latency) Talcott Persons. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi antara agama dan budaya di Candirenggo merupakan konflik positif. Konflik tersebut menghasilkan sebuah pola adaptasi yang akomodatif antara agama dan budaya. Sikap akomodatif yang ada dalam tradisi tersebut dalam dilihat dari adanya proses pernikahan yang berasal dari Islam dan menjadi bagian syarat penting dalam pernikahan. Sementara itu, dari sisi budaya modern juga didialektikan dengan cara mencocokkan hari pernikahan dengan hari cuti atau libur kerja. Dengan demikian, hubungan dialektika antara agama, budaya modern, dan budaya lokal merupakan hubungan yang akomodatif, sehingga budaya dan tradisi lokal masyarakat Candirenggo tidak tercerabut dari akarnya. %Z Pembimbing : Dr. Imam Iqbal, S. Fil.I, M. S.I,