@mastersthesis{digilib44953, month = {October}, title = {AL-QUR?AN DAN EKOLOGI (KONSERVASI ALAM MELALUI ANALISIS SEMIOLOGI KISAH NAQATULLAH DALAM AL-QUR?AN)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 17205010082 Siddiq Abdur Rozzaq, S.Ag.}, year = {2020}, note = {Pembimbing : Dr. Ali Imron, S.Th.I., M.S.I}, keywords = {Kisah Naqatullah, Semiologi Myth, Ekologi, Konservasi Alam}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44953/}, abstract = {Tesis ini mengkaji tentang kisah al-Qur?an dan ekologi. Objek materialnya ialah kisah n{\=a}qatull{\=a}h dalam al-Qur?an. Peneliti mengkaji kisah ini ialah karena eksplorasi kisah n{\=a}qatull{\=a}h masih belum banyak dilakukan. Padahal kisah ini cukup unik karena tidak banyak diulas di beberapa kitab suci lain seperti perjanjian lama. Kisah ini secara kuantitas juga cukup banyak tersebar di dalam al-Qur?an. Selain itu, adanya beberapa sign kisah ini yang mengarah pada konsep-konsep ekologi, seperti kata naqah, zuru?, dan m{\=a}?, yang merepresentasikan hewan, tumbuhan, dan mineral. Kondisi ekologis hari ini juga mengalami serangkaian bencana yang menelan banyak korban.. Beberapa sign inilah yang memicu peneliti untuk membaca kisah n{\=a}qatull{\=a}h secara semiologis. Atas alasan ini pula peneliti merumuskan dua masalah: pertama, bagaimana struktur kisah n{\=a}qatull{\=a}h dalam al-Qur?an? kedua, bagaimana myth konservasi alam pada kisah n{\=a}qatull{\=a}h? Penelitian ini menggunakan semiologi myth yang dikembangkan Roland Barthes dari pendahulunya Ferdinand de Saussure. Semiologi ini terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama yaitu language system dan kedua, yaitu myth system. Adapun metodologi operasional penelitian ini ialah mengumpulkan data literer, klasifikasi, dan rekonstruksi data, kemudian menyajikannya dalam bentuk deskriptif serta bagan atau tabel. Hasil penelitian ini ialah pertama struktur kisah tercermin dalam sepuluh fragmen kisah n{\=a}qatull{\=a}h yang dimulai dari prolog, kemudian krisis dan pengutusan Nabi Saleh a.s., perpecahan kaum, seruan perubahan, mereka yang gentar, n{\=a}qatull{\=a}h sang anugerah, makar, eksodus, katastrofe, dan epilog. Fragmen-fragmen ini terhubung satu sama lain dalam sebuah jaringan sign. Identifikasi sign kisah ini ialah signifier kisah n{\=a}qatull{\=a}h terisi signified tentang sebuah tragedi bencana yang terjadi pada kaum {\.S}amud akibat penolakan mereka atas risalah yang disampaikan Nabi Saleh a.s. serta tindakan makar yakni pembunuhan n{\=a}qatull{\=a}h. Kedua, myth kisah ini dibangun atas tanda bahasa kisah n{\=a}qatull{\=a}h yang menjadi form dengan menanggalkan beragam kemungkinan (contingency) maknanya. Form inilah yang menerima concept ekologi yang terbangun atas motivasi beberapa krisis ekologis yang terjadi. Akhirnya signifikasi kisah ini ialah membangun ekoteologi yakni relasi manusia, Tuhan, dan alam yang harmoni, pencegahan bencana yang merusak keseimbangan kehidupan, serta seruan konservasi lingkungan hidup untuk keberlanjutan.} }