@phdthesis{digilib45077, month = {December}, title = {MOTIVASI PERNIKAHAN PASANGAN LANJUT USIA DI KUA KECAMATAN PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 16350055 Farah Fuadi Ilyas}, year = {2020}, note = {Pembimbing: Dra. Hj. Ermi Suhasti Syafei, MSI.}, keywords = {pernikahan lanjut usia; KUA Kecamatan Piyungan; kebutuhan fisiologis}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45077/}, abstract = {Memasuki usia lanjut merupakan fase yang sangat rentan bagi manusia, dalam berbagai aspek terutama kesendirian di akhir hidupnya. Sejalan dengan penurunan kondisi fisik maupun mental dikalangan usia lanjut. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan mengenai ?Motivasi pernikahan pada pasangan lanjut usia?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi pasangan berstatus lanjut usia di Kecamatan Piyungan dalam mengambil keputusan untuk menikah. Setelah mengetahui motivasi dari Sri Ismiati dan Tukimin lalu penulis kaitkan dengan tinjauan hukum Islam dan tinjauan psikologi teori motivasi menurut Abraham Maslow, dengan tingkatan-tingkatan kebutuhan tersebut penulis dapat mengetahui motivasi dan faktor dari Sri Ismiati dan Tukimin. Penelitian lapangan ini bersifat deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif dan psikologis. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara serta didukung oleh studi literatur. Subjek peneliti merupakan pasangan lanjut usia yang melangsungkan pernikahan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Piyungan pada tahun 2012 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi pasangan ini untuk menikah di usia lanjut, karena keinginan keduanya yang merasa kesepian, dan sudah yakin untuk menjalin rumah tangga. Dalam hukum Islam, tidak ada batasan usia seseorang untuk menikah, bila syarat dan rukun pernikahan sudah terpenuhi. Dengan demikian motivasi pasangan ini dalam melakukan pernikahan pada usia lanjut berkaitan dengan hukum Islam. Begitupun dalam tingkatan kebutuhan teori Abraham Maslow terdapat korelasi dengan motivasi pasangan tersebut dalam melakukan pernikahan, terutama pada psikologi keduanya. Dimana keduanya saling membutuhkan satu sama lain, serta keinginan merasakan adanya kenyamanan dan ketenangan pada usia lanjut.} }