%A NIM. 14530070 Lukman Harun %O Dr Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag %T KRITIK SAYYID QUTHB TERHADAP ATEISME DALAM TAFSIR FI ZHILAL AL-QUR’AN %X Permasalahan pokok yang dijawab ialah: pertama, bagaimana paham ateisme dipahami oleh Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an? Kedua, bagaimana kritik Sayyid Quthb atas ateisme dalam Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an? Alasan peneliti memilih Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an karena pertama, tafsir ini adalah sebuah produk penafsiran yang muncul dengan mengedepankan dan menonjolkan Islam sebagai sebuah pandangan hidup dan ideologi yang melandasai jalannya kehidupan secara menyeluruh. Kedua, ideologi ateisme adalah oposisi biner dari ideologi apa yang ditawarkan oleh Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an. Peneliti menggunakan metode deskriptif analitis atas pandangan Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an untuk mengungkap kritik-kritiknya atas ateisme. selain itu, untuk mengungkap ateisme ala Sayyid Qutb dalam tafsirnya, penulis memetakan komentar topik-topik utama ateisme dalam Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an. Penelitian ini mendapatkan dua temuan penting. Pertama, Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an menawarkan pandangan mengenai ateisme sebagai lawan oposisi biner utama dari ideologi Islam. Ateisme yang sama sekali memisahkan bahkan meniadakan fenomena keagamaan dari kehidupan manusia. Kritik Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an atas ketiadaan entitas Tuhan dalam kehidupan berkonsekuensi sistemik terhadap pandangannya mengenai konsep-konsep lain dalam ateisme. ungakapan ketiadaan dan kematian Tuhan yang dipandang menjadi basis bagi kemanjuan peradaban manusia dalam ateisme dipandang sebaliknya; justru sebagai kemerosotan atas nilai-nilai kemanusiaan oleh Sayyid Quthb. Konsekuensinya adalah, elemen-elemen lain dalam ateisme seperti materialisme, humanisme, naturalisme sains pada akhirnya pun tidak luput dari kritik Sayyid Qutb. Kedua, kritik Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an adalah sebuah kritik yang parsial; ia adalah kritik atas salah satu pendapat dalam ateisme sendiri. Ketiadaan Tuhan ala Nietzche dipahami berbeda oleh Sayyid Quthb. Tanpa melihat latar kemunculan wacana Ketiadaan Tuhan dalam masyarakat Eropa saat itu, kritik Sayyid Quthb pada akhirnya adalah kritik yang tidak bisa dinilai tepat. Selain itu, kritiknya atas naturalisme sains dalam ateisme berdampak pada penafsiran ayat-ayat kauniyah yang apologistik; pencarian pembenaran fenomena semesta dalam ayat-ayat Al-Qur’an. %K Ateisme, Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an. %D 2021 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib45192