eprintid: 45276 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 12259 dir: disk0/00/04/52/76 datestamp: 2021-10-11 11:44:01 lastmod: 2021-10-11 11:44:01 status_changed: 2021-10-11 11:44:01 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Ahmad Syakir Maulana, NIM. 17105030060 title: IMPLIKASI PERBEDAAN QIRĀ’ĀT DALAM PENAFSIRAN Q.S. AL-NISĀ' (4): 24 (STUDI KITAB TAFSIR MAJMA’ AL-BAYĀN FĪ TAFSĪR AL-QUR’ĀN KARYA AL- ṬABRISI, DAN AHKĀM AL-QUR’ĀN KARYA AL-HARRASI) ispublished: pub subjects: iath divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: Qirā’āt, Syi’ah, Sunni, Nikah Mut’ah note: Aida Hidayah, S.Th.i., M.Hum abstract: Terdapat perbedaan Qirā’āt penting yang perlu digali lebih dalam mengenai surat al-Nisā’ ayat 24, yang mana perbedaan ini muncul dari kalangan Syi’ah dan Sunni terkait permasalahan nikah mut’ah, perbedaan baik dari segi Qirā’āt dan juga dari hukumnya. Penelitian ini lebih jauh meneliti mengenai surat al-Nisā’ ayat 24 dengan analisis Qirā’āt dan hukum fiqhnya. Tujuannya mencari tau seberapa jauh perbedaan yang terjadi dikalangan mufassir Syi’ah dan Sunni dalam memahami ayat tersebut, dan memahami status praktik nikah mut’ah. Penelitian ini juga dianalisis menggunakan dua kitab tafsir yang bercorak lughawi dan fiqh, yang pertama tafsir Majma’ al-Bayān fī Tafsīr al-Qur’ān karya Abu Ali Al-Faḍl bin Ḥasan al- Ṭabrisi dari kalangan Syi’ah imamiyyah, kemudian yang kedua tafsir Ahkām Al-Qur’ān karya al- Kiya al-Harrasi Dari kalangan sunni dengan mazhab syafi’i. Kedua kitab tersebut sangat cocok sebagai bahan kajian untuk mengungkapkan fakta dibalik praktik nikah mut’ah, bagaimana proses pelaksanaannya, kemudian apa saja yang menjadi landasan kuat dan apa saja yang melatarbelakangi pengharaman dan atau penghalalan nikah mut’ah, yang menghasilkan perbedaan pendapat kedua mazhab tersebut. Hal ini merupakan suatu yang sangat menarik dibahas karena keduanya sama sama memiliki argumentasi yang kuat dalam menghukumi praktik nikah mut’ah. Jenis data penelitian ini adalah murni kepustakaan (Library Research) yaitu dengan cara mengadakan studi secara teliti terhadap literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penambahan lafaz dalam surat al-Nisā’ ayat 24, yang mana Qirā’āt ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, yang selanjutnya Qirā’āt ini digunakan oleh al- Ṭabrisi. Dalam menafsirkan ayat al- Ṭabrisi beranggapan bahwa ayat ini tidak dinasakh, dan juga menyatakan bahwa pelarangan ‘Umar hanyalah sebatas menggiring opini saja, dan tidak harus diyakini karena hak atas mengharamkan sesuatu ada pada nabi, kemudian permasalahan ‘iddah sudah ada ketentuannya yakni dengan masa satu kali haid, sehingga menurutnya nikah mut’ah adalah hal yang halal. Berbeda dengan al-Harrasi yang beranggapan bahwa praktek nikah mut’ah telah dinasakh, dan juga khalifah ‘Umar telah melarangnya, kemudian menurutnya nikah mut’ah tidak bisa dibenarkan disebabkan tidak ada talak, masa ‘iddah dan juga proses waris, sehingga menurutnya nikah mut’ah adalah suatu hal yang haram. date: 2021-03-29 date_type: published pages: 109 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Ahmad Syakir Maulana, NIM. 17105030060 (2021) IMPLIKASI PERBEDAAN QIRĀ’ĀT DALAM PENAFSIRAN Q.S. AL-NISĀ' (4): 24 (STUDI KITAB TAFSIR MAJMA’ AL-BAYĀN FĪ TAFSĪR AL-QUR’ĀN KARYA AL- ṬABRISI, DAN AHKĀM AL-QUR’ĀN KARYA AL-HARRASI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45276/1/17105030060_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45276/2/17105030060_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf