@phdthesis{digilib45324, month = {March}, title = {RITUAL LELANG MAKANAN DALAM ADAT PERNIKAHAN MASYARAKAT OGAN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 17105040049 RIZKA SEPTI ATUN NISA}, year = {2021}, note = {BapakDr. Moh. Soehadha, S.Sos., M.Hum}, keywords = {Ritual Lelang Makanan, Kontestasi Kelas Sosial, Transformasi Makna.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45324/}, abstract = {Ritual lelang makanan kue dan ayam ungkul merupakan suatu tradisi kebudayaan masyarakat Ogan di Desa Seri Kembang Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Perayaan ritual lelang makanan mulanya dimaksudkan sebagai wujud dari semangat paguyuban oleh masyarakat Ogan untuk memberikan bantuan (tolong menolong) dan gotong royong kepada tuan hajat saat akan menggelar pesta pernikahan yang membutuhkan biaya besar. Namun belakangan, pelaksanaan ritual lelang makanan mengalami perubahan tata cara dan pemaknaan oleh masyarakat Ogan. Terlihat ritual lelang makanan dijadikan sebagai akses yang memiliki fungsi untuk menunjukkan dan menaikkan kelas sosial. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna menjawab problem penelitian di atas dan mengetahui fungsi laten tradisi sebagai ruang ekspresi kontestasi kelas sosial dalam kehidupan masyarakat Ogan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif deskriptif. Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data primer dalam penelitian ini berasal dari sumber utama dan pendukung dengan menggunakan metode wawancara terkait ritual lelang makanan. Sumber data sekunder yang berasal dari beberapa literatur seperti buku, jurnal, artikel dan skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Pisau analisis dalam penelitian ini menggunakan teori kelas Karl Marx guna melihat struktur dasar dari perubahan sistem ritual lelang makanan yang disebabkan karena faktor ekonomi. Selain itu, penelitian ini juga meminjam konsepsi teori simbol ritual Victor Turner guna memperjelas makna simbol saat berlangsungnya ritual lelang makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, ritual lelang makanan telah mengalami transformasi makna, dari tradisi yang bernilai sosial ke arah kontestasi kelas, dari kebersamaan ke arah kalkulasi ekonomi dalam kerangka menaikkan kelas dan mendapatkan pengakuan sosial dalam masyarakat Ogan. Kedua, ritual lelang makanan menjadi ajang peneguhan kelas sosial masyarakat atas, dan sarana mendapatkan pengakuan sosial bagi masyarakat kelas bawah. Ketiga, ritual lelang makanan tidak lagi bermakna sakral, melainkan telah bergeser menjadi sesuatu yang profan dan dekat dengan materialistis ekonomis. Sehingga tolong-menolong dan gotong royong sebagai makna substansi tradisi berubah ke arah bentuk investasi keekonomian.} }